global303.com

Arsip Blog

Rabu, 31 Mei 2017

CERITA DEWASA BERGILIR NIKMAT OLEH PEMIMPIN PROYEK

CERITA DEWASA BERGILIR NIKMAT OLEH PEMIMPIN PROYEK – Namaku Lia kini umurku 28 tahun dan aku masih bekerja di tempat yang sama seperti setahun yang lalu, walaupun aku masih agak syok dengan kejadian setahun yang lalu, tapi aku tetap merawat diriku sendiri, teman-teman kantorku bilang, sekarang aku terlihat makin cantik dan seksi, memang aku merasa bangga dengan kecantikan yang kumiliki, kulit yang putih mulus, payudara yang besar dan tubuh yang seksi, aku ingin selalu terlihat cantik, walaupun kenyataannya aku sudah tidak perawan lagi akibat perkosaan yang kualami setahun yang lalu.
Saat ini Aske pun bekerja di kantorku, aku sengaja merekomendasikan Aske ke atasanku agar dia di terima bekerja di kantorku, supaya aku mempunyai teman untuk ngobrol dan berbagi cerita, walaupun begitu, kami tidak lagi pernah membicarakan peristiwa yang tragis itu.

“Ke.. Ada karyawan baru lho.. Di kantor kita” ujarku pada Aske yang saat itu sedang membereskan meja kerjanya.“o.. Ya.. Cewek.. Cowok..?” tanya Aske“Ada dua orang Ke.. Dan semuanya cewek, kita yang ditugasin ngasih training kerja ke mereka hari ini..” jawabku, sambil memperhatikan Aske yang hari ini terlihat sangat cantik dengan pakaian kerjanya, Aske saat ini mengenakan rok span pendek warna biru dengan blus putih dan blazer senada roknya, dia juga melingkari lehernya yang jenjang dengan syal kecil berwarna biru muda, Aske memang sangat cantik, apalagi rambutnya sekarang sudah panjang.

“Kapan mulainya Kak Lia..?” tanya Aske lagi, sambil mengenakan sepatu hak tingginya.“Ya sekarang non.. Cepetan siap siap..” seruku.

Singkat cerita, kami sudah bertemu dan berkenalan dengan kedua pegawai baru itu. yang pertama namanya Alfa, usianya 28 tahun sama dengan usiaku. Wajahnya lumayan cantik dengan rambut ikal sebahu, Alfa berkacamata, tapi itu malah membuat wajahnya semakin menarik, tingginya sama denganku, sekitar 165 cm, tubuhnya padat berisi. Saat ini Alfa mengenakan rok putih pendek dan kemeja biru, khas pakaian kerja.

Pegawai yang kedua, Susan, wajahnya biasa biasa aja dan kulitnya sedikit gelap, tapi bentuk tubuhnya.. Ya ampun.. Seksi banget, postur tubuh Susan lumayan tinggi dengan kaki yang jenjang dan pinggul yang kecil, dibalut rok pendek berwarna hitam, benar benar seksi, apalagi buah dadanya juga termasuk besar untuk gadis se usianya, seperti hendak menyembul keluar dari blus hitamnya yang ketat.

Saat itu kami ditugaskan untuk memantau proyek pembangunan gedung yang dikerjakan oleh perusahaan kami, jaraknya lumayan jauh, sehingga kami harus segera berangkat.

Waktu sudah menunjukan jam 11 siang saat kami tiba di proyek pembangunan itu, dan kami langsung menemui dua orang pimpinan proyek di situ, namanya bapak Alex dan Paul, sebelumnya aku memang sudah membuat janji dengan mereka.

“Kita makan siang dulu yuk..” ajak Pak Alex kepada kami.“Astaga..!! Sudah jam 12 rupanya..” seruku.

Aku memang tidak sadar karena asyik membicarakan pekerjaan dengan mereka.

“Iya nih Kak Lia.. Kita kan sudah laper.. Iyakan..” seru Aske sambil melihat ke arah Alfa dan Susan, yang langsung di sambut oleh anggukan kepala mereka berdua.

Akhirnya kami berlima pergi ke restoran pilihan Pak Alex.

“Gimana..? Enak kan makanan di sini.. Saya biasa makan siang di sini dengan Pak Paul” komentar Pak Alex.“Iya.. Makanan disini nggak bikin bosen” sambung Pak Paul sambil terus mengunyah makanannya.“Wah pinter juga nih Pak Alex milih tempat makan..” jawabku sambil meminum jus jeruk kesukaanku, sementara Aske, Alfa dan Susan masih tetap sibuk menikmati makanan mereka masing masing.

Tapi tiba tiba aku merasa kepalaku pusing dan mataku berkunang kunang setelah meminum jus jeruk tadi.

“Permisi.. Saya mau ke toilet dulu..” ujarku sambil mencoba berdiri dan berjalan ke arah toilet, tapi rupanya aku sudah tidak kuat lagi menahan pusing yang menyerang kepalaku, aku langsung ambruk, beruntung Pak Alex dengan sigap langsung menangkap tubuhku agar aku tidak jatuh ke lantai, aku masih sempat mendengar Pak Alex memanggil namaku sebelum akhirnya aku tak sadarkan diri.

“.. Oughh..” aku mulai siuman dari pingsanku, tapi aku merasakan tubuhku kelu dan pegal, rupanya kedua tanganku terikat ke sebuah tiang yang berada di belakangku dan mulutku di plester dengan lakban, rupanya saat ini aku berada dalam sebuah ruangan yang mirip gudang atau bengkel yang entah berada di daerah mana, dalam keadaan masih setengah sadar samar-samar aku melihat di depanku, Paul dan Alex sedang menggumuli tubuh Susan yang masih pingsan di atas kap mobil kijang perusahaanku, seketika itu juga aku terkesiap, darahku seperti berhenti mengalir dan jantungku pun seperti berhenti berdetak, aku terbayang kembali kejadian setahun yang lalu saat kami diperkosa oleh orang orang yang tidak kami kenal.

Saat itu tampak kulihat Paul sedang merobek blus hitam Susan dengan pisau, lalu memotong bra nya sehingga buah dada Susan yang besar langsung mencuat ke luar, Paul tampak sangat bernafsu sekali memandangi payudara Susan yang sudah terbuka itu.

“Gila Lex.. Toketnya gede banget..!!” seru Paul kepada Alex sambil mulai meremas dan menciumi buah dada Susan, tapi saat itu Alex tidak menjawab karena sedang sibuk menciumi kemaluan Susan yang sudah terbuka lebar, saat itu tubuh Susan sudah benar benar dalam keadaan bugil, tiba tiba Alex berdiri dan menurunkan resleting celananya sendiri, lalu mengeluarkan batang penisnya, kemudian Alex memposisikan tubuhnya di antara selangkangan Susan, dan mulai menempelkan dan menggesek gesekan kemaluannya di bibir vagina Susan.

“Gua sudah nggak tahan lagi ni Ul..” gumam Alex sambil berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam liang vagina Susan yang sempit itu, seketika itu juga Susan langsung terbangun karena merasakan sakit yang bukan kepalang di kemaluannya.

“Apa yang kalian lakukan.. Hentikann.. Tolonngg..!!” jerit Susan ketakutan sambil meronta ronta, tapi dengan sigap Paul langsung memegang ke dua tangan Susan dan membekap bibir gadis itu dengan mulutnya sendiri, sehingga Susan tidak dapat menjerit jerit lagi.

Susan makin meronta dan melejang lejangkan tubuhnya saat Alex mulai mendorongkan lagi penisnya ke dalam liang vagina Susan, sementara Paul masih sibuk mengulum bibir gadis itu, menggigitnya dan memainkan lidahnya di dalam mulut Susan, seperempat sudah penis Alex menyeruak masuk di dalam vagina Susan, saat tiba-tiba tubuhnya menegang, dia langsung mencabut batang penisnya, mengocoknya sebentar lalu menyemprotkan cairan spermanya ke atas perut Susan, Alex sudah orgasme sebelum sempat menerobos keperawanan Susan.

“Gila.. Nih cewek.. Sempit banget.. Gua sampai nggak tahan.. Gantian elu deh Ul..” ujar Alex sambil bertukar posisi dengan Paul.“Pasti bisa gua perawanin nih cewek..” jawab Paul yang mulai mengarahkan batang kemaluannya ke bibir vagina Susan.“Jahanam kaliann.. Lepaskan saya.. Lepaskann..!! Bajingan kalian..!!” jerit Susan, saat tiba tiba dari dalam mobil terdengar teriakan minta tolong, Alex dan Paul saling berpandangan, seketika mereka langsung menghentikan kegiatannya, Alex langsung menampar wajah Susan dengan keras sehingga Susan kembali tak sadarkan diri, sementara Paul langsung menuju pintu depan mobil, membukanya dan langsung menarik tubuh Alfa yang rupanya sudah siuman dari pingsannya.

“Brengsek lu.. Gangguin orang lagi seneng aja” bentak Paul sambil menjambak rambut Alfa dan mencengkeram krah bajunya, kemudian menyeretnya ke arah sebuah meja kayu yang berada di pojok ruangan.“Hentikann.. Mau di apakan saya..!! jerit Alfa sambil meronta ronta.

Tapi sial bagi Alfa rontaan dan lejangan kakinya justru membuat roknya tersingkap lebar, memperlihatkan paha dan selangkangannya yang putih mulus. Melihat pemandangan yang merangsang itu, Alex bangkit lagi nafsu birahinya, dia langsung mendatangi Alfa yang saat itu sudah di hempaskan oleh Paul ke atas meja, Alfa masih berusaha berontak saat Alex dengan sigap menyergap dan menindih tubuh Alfa, sementara tangannya dengan ganas berusaha melucuti kemeja biru yang dikenakannya, Alex dengan kasar menarik dan merobek robek kemeja yang dikenakan Alfa sehingga kancing kemejanya bermentalan kemana mana.

“Jangann.. Tolong.. Lepaskan saya.. Hentikann..!!” jerit Alfa sambil tangannya berusaha menutupi payudaranya yang terbuka saat Alex merenggut branya dan mencampakannya ke lantai.

Alex yang sudah diliputi oleh nafsu bejadnya kemudian menepiskan kedua tangan Alfa dan terlihatlah payudaranya yang padat itu menyembul ke atas dengan puting susunya yang berwarna coklat muda.

“Ohh.. Ss.. Jangann.. Ss.. Hentikann.. Saya tidak mau.. Lepaskan saya..” jerit Alfa dengan suara parau, ketika Alex mulai menciumi buah dadanya, sementara tangan kanannya aktif bermain diselangkangan Alfa, tiba tiba Alfa tersentak dan kembali menjerit saat Alex dengan kasar merobek roknya dan berusaha merenggut celana dalamnya.

“Jangann.. Jangann perkosa saya.. Lepasskann..!!” jerit Alfa sambil menangis dan meronta sejadi jadinya, kedua tangannya berusaha memukul dan mencakari wajah Alex, sementara kedua kakinya menendang kesana kemari berusaha menyingkirkan tubuh Alex yang menindihnya, sambil mulutnya tetap menjerit-jerit minta tolong.

Merasa kesal dengan kelakuan Alfa yang tidak mau menyerah itu, Alex langsung melayangkan tangannya ke wajah Alfa.

“Brengsek lu, mau main kasar sama gua hah..!!” bentak Alex sambil mendaratkan tamparannya di wajah Alfa.

Plak.. Plak.. Tangan Alex yang kasar mendarat dua kali di pipi kiri Alfa yang langsung membuatnya berhenti menjerit, kemudian bukk.. Satu tonjokkan keras menyusul di pipi kanannya membuat gadis itu langsung pingsan seketika.

Sementara itu Paul sedang sibuk mengerjai diriku, mulutnya berusaha menciumi bibirku, dan tangannya dengan kasar menggerayangi dan meremas remas payudaraku, aku hanya bisa memalingkan wajahku menghindari terkaman mulutnya yang berusaha mencium bibirku.

“Bajingan kau Paul.. Lepasskan aku.. Atau aku laporkan ke polisi..!!” Bentakku dengan marah..“Silahkan.. kalau lu mau mampuss..!!” balas Paul dengan nada mengancam, sambil terus berusaha menciumi bibirku.“Oke.. Sekarang lu pilih, elu kulum punya gua, atau lu gua perkosa” bentak Paul yang membuatku langsung terkesiap dan merinding mendengar tantangannya itu.“Gua setuju, kalau elu bisa muasin Paul dalam 10 menit, gua nggak jadi perkosa teman lu ini..” sambung Alex dari pojok ruangan.

Sekilas aku melirik ke arah Alex yang masih menggumuli tubuh Alfa. Saat itu Alfa masih pingsan, kondisi gadis itu sungguh mengenaskan, kaca matanya terlepas dan pakaiannya sudah compang camping, rok putihnya robek besar di sana-sini, sementara celana dalamnya menggantung di betis sebelah kirinya. Aku terperangah saat kulihat Alex mulai merenggangkan kedua belah kaki jenjang Alfa yang masih mengenakan sepatu hak tingginya itu dan meletakkannya diatas pundak kiri kanannya, sambil tangannya memain mainkan batang kemaluannya di bibir kemaluan Alfa.

“Biadab kalian.. Bangsat.. Binatang..!!” makiku disela sela gelak tawa mereka berdua..“Gimana..? Elu setuju nggak Li..?” seru Alex, sementara Paul terus menertawaiku penuh kemenangan..

Jahanam mereka.. Tapi aku tidak punya pilihan lain.. Dari pada diperkosa oleh mereka.. Pikirku ketakutan..

“Oke.. Oke.. Ssaaya.. Turutin kemauan kalian..” jawabku panik saat kulihat Alex mulai memasukkan batang penisnya ke dalam liang kemaluan Alfa.“Tapi kalian harus janji.. Melepaskan kami semua..!!” seruku tergagap.“Liaa.. Liaa.. Lu nggak usah takut kita ini orang yang tepat janji..”

Balas Paul sambil melepaskan ikatan kedua tanganku, aku masih mengusap kedua pergelangan tanganku yang terasa kaku akibat kelamaan di ikat, saat Paul dengan tergesa-gesa membuka celana panjangnya dan mengeluarkan batang kemaluannya.

“Cepetan Li.. Waktu terus berjalan.. Nasib teman-teman lu ada di elu” teriak Alex.

Saat itu perasaanku sangat galau dan bimbang, bercampur dengan ketakutan yang luar biasa, seumur hidup aku belum pernah melakukan perbuatan seperti itu, mengoral kemaluan laki laki, tapi.. biarlah, demi kebebasan teman-temanku. Walaupun aku merasa sangat terhina di perlakukan seperti itu oleh mereka berdua.

Tiba tiba Paul dengan kasar menarikku dan memaksaku untuk berlutut di depan selangkangannya kemudian dia mendorongkan wajahku ke arahnya sehingga penisnya mengenai bibirku, dengan gemetar kugenggam batang penis si keparat itu, dan mulai kukocok dengan perlahan sambil memalingkan wajahku menahan perasaan jijik. Tapi rupanya Paul kurang puas, dia lalu menjambak rambutku, sambil satu tangannya memasukan batang kemaluannya dengan paksa ke mulutku yang kecil.

“Uurrghh..” aku gelagapan menerima penisnya di mulutku.“Aahh.. Liaa.. Puasin gua.. kalau nggak.. Ntar elu gua perkosa.. Sshh.. Enak banget Liaa..” desah Paul meracau sambil memaju mundurkan pantatnya mengocok batang penisnya didalam mulutku.“Cepet.. Lia.. Waktunya sudah hampir habis lho” ujar Alex menakutiku, sambil mendorongkan kemaluannya ke dalam vagina Alfa sehingga kepala penisnya terbenam di dalam liang kemaluan gadis itu.

Aku makin panik..!! Di tengah tengah keputusasaanku aku mencoba memaju-mundurkan kepalaku sendiri mengoral kemaluan Paul, sementara tangan kananku mengocok batang penisnya, berharap dia cepat-cepat mencapai orgasme.

Aku sudah sangat jijik dan hampir muntah, ketika tiba tiba Paul menjambak dan meremas rambutku dengan keras lalu menarik kepalaku ke arah selangkangannya.

“Sshh.. Liaa..!!” Paul menyebut namaku, sambil membenamkan seluruh batang penisnya ke dalam mulutku, sementara tangannya makin keras menarik kepalaku sehingga batang penisnya makin menyeruak masuk sampai ke batas tenggorokanku, aku merasakan cairan hangat menyemprot dan memenuhi rongga mulutku, sebagian langsung masuk melalui kerongkonganku tanpa bisa kucegah, Paul masih sempat menyentakkan kemaluannya beberapa kali, sebelum akhirnya mengeluarkan batang penisnya dari mulutku, aku langsung terbatuk, nafasku tersengal-sengal berusaha bernafas dengan lega, aku merasakan sisa sisa cairan spermanya yang hangat keluar dari sela sela bibirku lalu jatuh di atas rok spanku. Saat itu aku masih dalam posisi duduk bersimpuh dengan kedua tangan kuletakan di lantai, menopang tubuhku yang masih lemas karena perlakuan Paul yang beringas itu.

“Oke.. Saya sudah turuti kemauan kalian.. Sekarang.. Lepaskan kami semua..” seruku menagih janji mereka.“Oke.. Oke gua bebasin elu semua.. Tapi setelah inii..!!” seru Alex sambil menghujamkan kemaluannya ke dalam liang vagina Alfa dan terus mendorongnya sampai terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan gadis itu.“Ugghh..”

Alfa yang masih pingsan itu sempat melenguh pelan saat penis Alex dengan paksa menyeruak masuk membobol keperawanannya, bibir vaginanya sampai ikut melesak masuk tertarik oleh batang kemaluan Alex.

“Jahanam.. kalian.. Biadab..!! Lepaskan diaa.. kalian sudah janjii..!!” teriakku sangat marah karena telah di perdaya oleh mereka.

Seketika aku berdiri dan langsung menyerbu ke arah Alex yang saat itu sedang asyik menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh Alfa, ingin sekali aku membunuh bajingan itu sekarang juga, tapi tiba-tiba tubuhku tertarik ke arah samping, rupanya Paul dengan sigap telah menarik tanganku, dan langsung memelukku dari belakang, aku berusaha meronta dengan sekuat tenaga melepaskan pelukannya, tapi Paul malah mendorongku sehingga kami berdua terjatuh di atas meja, tepat di depan Alex yang sedang menggagahi tubuh Alfa, sekarang posisi tubuhku jadi tengkurap sementara Paul terus menindihku sehingga aku sulit menggerakan tubuhku.

“Lepaskann.. Jahanam..!!” jeritku sambil memaki saat kurasakan tangan Paul mulai menggerayangi dan meremas remas buah pantatku, kakinya berusaha merenggangkan kakiku sementara tangannya mulai masuk ke selangkanganku, mengusap usap bibir vaginaku dari balik celana dalam yang kukenakan, aku kembali menjerit histeris saat Paul dengan kasar menyingkapkan celana dalamku ke arah pinggir dan mulai memasukkan jarinya ke dalam liang kemaluanku.

“Sshh.. Hentikann.. Ssakitt.. Perihh..” rintihku sambil berusaha meronta saat Paul mulai mengocok jarinya di dalam lubang vaginaku, tiba tiba Paul mengeluarkan jarinya dari dalam kemaluanku, tangannya langsung menjambak rambutku dan menariknya ke belakang, membuat tubuhku ikut terangkat ke atas, sementara tangan satunya merengkuh tubuhku sambil tetap menarik rambutku, sehingga posisiku jadi merangkak membelakangi tubuhnya.

“Hentikann.. Sakitt..” jeritku sambil tanganku berusaha menggapai tangannya yang menjambak rambutku, tapi tangannya malah makin keras mencengkeram rambutku sementara tangan yang satunya langsung menyingkapkan rok spanku dengan kasar ke arah atas, kemudian Paul memelorotkan celana dalamku sampai sebatas lutut.

“Jangann.. Jangan.. Perkosa saya..!!” aku kembali menjerit panik.“Maaf Lia.. Gua nggak tahan Liat tubuh molek lu..” gumam Paul sambil mulai memainkan kemaluannya di vaginaku, menggesekannya dan sesekali memutar mutarkannya di bibir kemaluanku.“Liaa.. Elu cantik sekali.. Gua masukin sekarang ya..” ceracau Paul sambil mendorongkan batang penisnya ke dalam liang vaginaku.

Aku hanya bisa memejamkan mata dan menangis saat kurasakan kemaluan Paul amblas seluruhnya, terbenam ke dalam liang kemaluanku.

“Ougghh.. Ohh.. Sakitt.. Sshh.. Lepasskann..!!”

Aku merintih pelan berusaha menutupi hasrat birahi yang bergejolak dalam tubuhku, saat Paul mulai memompa tubuhku, menyentak nyentakkan penisnya di dalam vaginaku, sehingga membuat tubuhku menggerinjal dan berguncang maju mundur mengikuti irama pompaannya, sementara tangannya dengan kasar merobek-robek kemeja yang ku kenakan, menarik lepas braku dan melemparkannya ke lantai, kemudian Paul mulai meremas remas buah dadaku sambil pantatnya tetap bergerak maju-mundur memompa vaginaku.

“Ohh.. Sshh.. Lepasskann.. Jangann.. Shh..” desahku pelan saat Paul menyetubuhiku dari belakang..

Saat ini posisiku tepat menghadap ke arah Alex yang masih sibuk menggarap tubuh mulus Alfa, penisnya menghujam keluar masuk di dalam lubang kemaluan Alfa, membuat bibir vaginanya berwarna kemerahan akibat terus menerus di gesek oleh kemaluan Alex, buah dadanya tampak menggeletar geletar mengikuti gunjangan tubuhnya yang sedang di genjot oleh Alex.

Kulihat Alfa mulai membuka matanya dengan perlahan, dia tampak sangat kaget saat itu, raut mukanya menunjukkan ketakutan dan kesakitan yang luar biasa.

“Jangan.. Ssakitt.. Ouhh.. Periihh.. Lepaskann..!!” seru Alfa sambil menangis dan meronta ronta, tapi Alex malah memompanya dengan semakin cepat dan kasar, batang penisnya tampak keluar masuk dengan cepat di dalam vagina Alfa, sementara tubuhnya menghimpit dan menindih tubuh Alfa yang terlentang itu sambil mulutnya berusaha untuk menciumi bibir tipis gadis itu.

“Toll.. Ongg.. Ssu.. Dd. Ahh.. Lepass.. Kann” jerit Alfa dengan nafas tersengal sengal, aku sangat kasihan melihat keadaan dirinya, tapi aku juga tidak mampu menolongnya, karena saat ini aku juga sedang diperkosa.. Aku menjulurkan tanganku menggapai tangannya dan menggenggamnya dengan erat, berusaha mengurangi penderitaannya.

Aku masih menggenggam tangan Alfa dengan erat saat kurasakan tubuhku makin terguncang dengan hebat, sementara kudengar Paul menggumam pelan..

“Liaa.. Gua keluar..” sambil tangannya mencengkeram pinggulku dan menyentak nyentakan pantatnya, membuat batang penisnya makin dalam tertanam di liang vaginaku.“Ughh.. Keluarkan penismu.. Keluarkann penismuu.. Jangan di dalaam..!!” jeritku panik.

Tapi Paul malah makin dalam menghujamkan batang penisnya ke dalam liang kemaluanku, aku hanya bisa menangis dan memejamkan mata, merasakan kepedihan yang amat sangat, saat kurasakan cairan hangat menyembur dan memenuhi liang rahimku.

“Sorry Li.. Abis tanggung..” sahut Paul tersenyum penuh kemenangan sambil mencabut kemaluannya dari liang vaginaku.

Sementara aku masih menggenggam tangan Alfa saat Alex mulai memacu tubuh gadis itu dengan cepat dan kemudian menghentakkan penisnya dengan kasar di dalam liang vagina Alfa, tubuh Alfa melenting ke atas, matanya membeliak dan wajahnya tampak merasakan sakit yang amat sangat, bersamaan dengan itu tubuh Alex mengejang, berejakulasi dan memuntahkan cairan spermanya di dalam liang vagina Alfa.

“Tidaakk..!!” jerit Alfa histeris, saat cairan sperma Alex memenuhi liang rahimnya, tangannya makin kencang menggenggam tanganku sampai akhirnya melemah, tubuhnya lemas, dia tidak bisa lagi menjerit dan meronta, Alfa hanya bisa menangis tersedu menyesali tragedi yang menimpa dirinya, Alex tertawa puas sambil mencabut kemaluannya dari vagina Alfa.

“Ughh..” Alfa merintih lirih.. saat kemaluan Alex terlepas dari kemaluannya.. Tampak cairan sperma dan darah perawan Alfa meleleh ke luar dari sela sela bibir vaginanya.

Tubuhku sudah sangat lemas saat Paul mengikat kedua pergelangan tanganku, kemudian mengikat kedua belah kakiku ke kaki meja, sehingga posisiku kini terbaring tengkurap dengan kedua belah kaki terpentang lebar karena Paul mengikat kaki kiri dan kananku di kaki meja yang berlainan, lalu Paul mengambil meja yang lain dan meletakkannya di sebelah meja tempatku berbaring.

Beberapa saat kemudian Alex membaringkan tubuh bugil Susan yang masih pingsan ke atas meja di sebelah kananku, tubuhnya di baringkan terlentang dengan posisi kedua kakinya menjuntai ke lantai, aku menoleh ke kiri saat ku lihat Paul sedang membaringkan tubuh Aske yang masih pingsan itu ke atas meja di sebelah kiriku, dan mengikat kedua belah kaki Aske ke kaki meja, posisinya terlentang dengan kedua kaki terpentang sehingga selangkangannya terbuka dengan lebar.

“Putih banget nih cewek” gumam Paul sambil matanya memelototi paha Aske yang putih mulus.

Kemudian dia mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya dan mulai merobek blus putih yang dikenakan Aske, lalu meyelipkan pisaunya ke belahan bra Aske dan memotongnya hingga putus, kini tubuh bagian atas Aske tampak terbuka lebar, memperlihatkan buah dadanya yang putih mulus dengan putingnya yang coklat kemerahan. Lalu Paul mengarahkan pisaunya ke sela-sela rok span biru yang dikenakan Aske dan mulai merobeknya dari atas hingga bawah, kemudian memotong celana dalam gadis itu dan mencampakkannya ke lantai.

Kini tubuh Aske benar-benar telanjang, hanya tinggal syal birunya saja yang masih melingkar di leher jenjangnya, selangkangannya tampak terbuka lebar memperlihatkan kemaluannya yang di tumbuhi bulu bulu halus di sekitarnya.

Paul berjongkok di sisi gadis itu dan mulai meraba raba bagian vital Aske, mulutnya menciumi dan mengulum bibir Aske yang ranum itu, sementara tangannya meremas remas buah dada Aske sambil sesekali tangannya memilin milin puting gadis itu, tiba tiba kudengar Susan menjerit jerit ketakutan, rupanya dia sudah siuman dari pingsannya.

Saat itu Susan sedang di kerjai oleh Alex, mungkin Alex masih penasaran karena tadi gagal membobol kegadisan Susan pikirku, nafas Susan telihat tersengal-sengal, matanya membeLiak, sementara mulutnya tidak berhenti menjerit-jerit.

“Jangann.. Jangan.. Liaa.. Tolong Susan Li.. Sakiitt..!!” jerit Susan sambil tubuhnya meronta berusaha melepaskan diri dari himpitan Alex yang saat itu sedang berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Susan, setengah sudah penis Alex melesak masuk ke dalam liang vagina Susan.

“Gila luh, punya lu emang benar benar sempit..” ujar Alex sambil terus mendorongkan batang penisnya, membuat Susan makin mengerang kesakitan, Susan berusaha menarik tubuhnya sendiri ke atas supaya batang penis Alex bisa terlepas dari kemaluannya, tapi rupanya Alex sudah sangat bernafsu, ditariknya pinggang Susan ke arah tubuhnya, lalu Alex menghentakkan pantatnya ke arah depan. Dengan sekali hujam amblaslah kemaluannya ke dalam lubang kemaluan Susan.

“Tidak..!! Lepasskan sayaa.. Tolongg..!!” jerit Susan melolong kesakitan tubuhnya melenting ke atas dan tangannya mencengkeram bibir meja dengan keras. Tubuhnya mulai terguncang guncang dengan keras saat Alex mulai memompakan batang penisnya ke dalam kemaluan Susan sambil tangannya meremas-remas payudara Susan dengan kasar, gadis itu memalingkan mukanya ke arahku, sepertinya dia tidak sudi menatap wajah orang yang sedang memperkosanya itu. Susan menatapku air matanya menetes dari matanya yang sayu, rambutnya yang panjang tergerai tidak karuan, sebagian menutupi wajahnya.

“Sshh.. Liaa.. Sakiitt” gumam Susan lirih sambil menatap ke arahku dengan pandangan yang nanar dan putus asa, sepertinya Susan masih tidak percaya kalau saat ini kegadisannya telah terenggut, sesekali matanya terpejam menahan sakit, saat Alex terus menghujamkan batang penisnya dan memompanya dengan kasar.

Sementara di sebelah kiriku, Paul masih sibuk menggerayangi tubuh mulus Aske, melumat bibirnya, mengulum dan sesekali menggigit puting buah dadanya, lalu Paul berdiri dan memposisikan tubuhnya di antara selangkangan Aske, mengeluarkan kemaluannya dan mulai mengesek-gesekannya ke bibir kemaluan gadis itu.

“Dari dulu gua sudah ingin nidurin luh, makanya jangan sombong, gua jebol vagina lu sekarang..!!” gumam Paul sambil memandangi wajah Aske yang cantik.

Lalu Paul meludahi telapak tangannya sendiri dan mengurapinya ke kepala penisnya, kemudian dia mulai mengarahkan batang kemaluannya yang sudah licin itu ke dalam vagina Aske dan mendorongnya dengan perlahan, batang penis Paul masuk sedikit demi sedikit sampai akhirnya amblas seluruhnya ke dalam liang kewanitaan Aske, raut muka Paul tampak menunjukkan kenikmatan yang luar biasa, saat seluruh batang penisnya terbenam di liang kemaluan gadis itu, matanya sampai terpejam sementara tangannya menarik syal yang melilit di leher jenjang Aske.

“Oughh.. Ssakitt..” gumam Aske mulai tersadar dari pingsannya. Aske kaget bukan kepalang saat sadar ada yang menindih tubuhnya, gadis itu berusaha sekuat tenaga mendorong tubuh Paul yang menindih tubuhnya, tapi terlambat, batang penis Paul sudah menyeruak masuk dan terbenam seluruhnya ke dalam liang kemaluannya yang memang sudah tidak perawan lagi.

“Aahh.. Perihh.. Kak.. Liaa..!!” keluh Aske sambil memalingkan wajahnya ke arahku saat Paul mulai memompa tubuhnya, tubuh Aske berguncang beberapa kali sebelum akhirnya Paul menghentikan pompaannya.“Payah lu Ke.. Cantik cantik tapi sudah jebol..” sungut Paul kecewa sambil melepaskan batang penisnya dari dalam liang kemaluan gadis itu.“Ouhh..” Aske mendesah pelan sambil memejamkan matanya saat penis Paul terlepas dari vaginanya.“Lex, gantian dong.. Gua juga ingin ngerasain cewek item manis yang seksi itu” ujar Paul sambil menghampiri Alex.“oke..” sahut Alex setuju, lalu melepaskan batang kemaluannya dari vagina Susan, sekarang gantian Paul yang memompa tubuh Susan.

Dia menaikan kedua kaki gadis itu ke atas pundaknya dan mulai memaju mundurkan pantatnya, membuat Susan makin menjerit jerit kesakitan karena Paul memompanya dengan sangat kasar. Tiba tiba aku merasakan tubuhku terdorong ke depan dan selangkanganku terasa sakit, rupanya saat ini Alex sedang berusaha memasukkan batang penisnya ke dalam liang vaginaku.

“Ouhh.. Jangaann.. Sakitt..!!” aku melenguh pelan saat Alex menghujamkan batang kemaluannya dan mulai memompa vaginaku.

Beberapa saat kemudian Alex melepaskan penisnya dari kemaluanku dan berjalan menghampiri tubuh Aske yang saat itu kembali menjerit jerit ketakutan, tapi rupanya Alex sudah tidak peduli, dia langsung menyergap tubuh Aske dan memasukkan batang penisnya dengan paksa ke dalam liang vagina gadis itu, kemudian mulai memompanya sambil tangannya memegangi pinggang Aske

“Oughh.. Perihh.. Sshh.. Sakiitt.. Kak.. Liaa.. Aske diperkosa lagi.. Kak.. Sshh” ucap Aske lirih menatapku sambil menangis.“Ahh..” aku terpekik pelan saat tangan Alex hinggap di selangkanganku dan mulai memasukan jarinya ke dalam liang vaginaku, aku berusaha menggeser tubuhku, menjauhkan kemaluanku dari tangannya, tapi sia sia karena saat ini kedua tangan dan kakiku terikat dengan erat, aku hanya bisa menangis dan tertunduk tak berdaya saat Alex menyetubuhi Aske sambil mengocok liang vaginaku dengan jarinya.

Hari itu kami di perkosa secara bergiliran oleh mereka, bergantian mereka menggarap tubuhku, tubuh Aske, Susan dan sesekali mereka juga menyetubuhi tubuh Alfa yang saat itu sudah kembali pingsan karena tidak kuat menahan sakit yang mendera kemaluannya.

Aku sudah sangat lemah saat kudengar Alex menggeram di sebelahku, tubuhnya bergetar hebat, dia menghentakan pantatnya ke arah depan, menghujamkan seluruh batang penisnya di dalam liang kewanitaan Aske, sementara kedua tangannya mencengkeram rambut Aske.

“Jangan.. Lepaskan.. Jangan.. didalam..!!” jerit Aske lemah dan putus asa, kepalanya tertunduk dan tangannya memukul-mukul permukaan meja saat Alex memuntahkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang rahim Aske.

Bersamaan dengan itu kudengar Susan menjerit histeris, rupanya Paul juga sudah berejakulasi di dalam liang vaginanya, cairan putih kental bercampur dengan darah perawan Susan tampak berlelehan di sekitar bibir kemaluannya saat Paul mencabut batang penisnya dari liang vagina gadis itu.

Susan masih menangis sesenggukan saat tiba tiba dari arah luar terdengar bunyi gaduh, Alex yang saat itu masih membetulkan letak celananya berpandangan dengan Paul. Seketika mereka berlari memburu ke arah datangnya suara gaduh tersebut, sesaat kemudian terdengar jeritan seorang perempuan disertai dengan bentakkan Paul beberapa kali sebelum mereka kembali masuk ke ruangan sambil menyeret tubuh seorang gadis yang saat itu meronta ronta berusaha melepaskan diri.

“Lepaskan.. Lepaskan..” jerit gadis itu.

Paul dengan reflek membekap mulut gadis itu sambil memeluknya dari belakang, sementara Alex sibuk membongkar dan menumpahkan semua isi tas gadis itu lalu memeriksa barang barangnya satu persatu.

“Namanya Melanie Ul.. Umurnya baru 24 tahun” ujar Alex menunjukan selembar KTP kepada Paul.“Ngapain lu disini..?” bentak Paul sambil tangannya melepaskan bekapannya dari mulut Melanie.“Uff.. Tolong.. Lepaskan saya.. Ssaya hanya lewat..” jawab Melanie ketakutan.“Bohong Ul.. Dia pasti sudah Liat perbuatan kita tadi..” potong Alex.“Terus gimana dong Lex..?” tanya Paul.“Ya sudah kita perkosa aja sekalian..!! Lagi pula sayang kalau cewek secantik ini kita lepasin..” seru Alex.

Melanie langsung menjerit ketakutan mendengar perkataan Alex, tubuhnya kembali meronta ronta berusaha melepaskan diri dari dekapan Paul.

“Percuma teriak-teriak, nggak akan ada yang denger suara lu di sini..” seru Paul sambil tetap memeluk tubuh Melanie dari belakang, sementara satu tangannya mulai meremas remas buah dada gadis itu.“Jangann.. Lepaskan.. Saya.. Saya.. Mohoon.. Saya masih perawan.. Jangan.. Perkosa sayaa.. Tolongg..!!” jerit Melanie makin ketakutan. Sambil kedua tangannya berusaha melepaskan dekapan tangan Paul dari tubuhnya.“Tapi cepetan Ul, entar kita ketinggalan pesawat” ujar Alex kepada Paul yang saat sedang menciumi leher dan pundak gadis itu.

Rupanya mereka berdua sudah berencana untuk memperkosa kami dan sekarang mungkin mereka hendak kabur ke luar kota atau bahkan ke luar negeri.. Bajingan mereka.. Pikirku dengan perasaan geram.

“Ya sudah.. Langsung lu jebol aja Lex..” jawab Paul.

Lalu tangannya bergerak cepat merobek kaos yang dikenakan oleh Melanie, kemudian merenggut branya hingga terlepas sambil tangan yang satunya tetap memeluk tubuh Melanie dari belakang, sementara Alex dengan beringas berusaha melucuti celana jeans yang dikenakan oleh Melanie, memelorotkannya dan menariknya hingga terlepas dari kedua kakinya, sehingga saat ini Melanie hanya tinggal mengenakan celana dalamnya saja.

Tubuh mulusnya sudah terbuka saat Alex mengangkat kedua belah kaki gadis itu sebatas pinggangnya dan memposisikan tubuhnya diantara selangkangan Melanie, sekarang posisi tubuh Melanie tampak menggantung di antara tubuh Paul dan Alex, Melanie menjerit jerit dan mulai menangis saat Alex menyingkapkan celana dalamnya ke arah samping dan mulai menghujamkan batang penisnya ke liang vagina Melanie yang kering kerontang itu.

“Jangan.. Jangan.. Perkosa saya..!!” pinta Melanie memelas sambil meronta berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan Paul, kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sehingga rambut panjangnya yang menjuntai ke bawah itu ikut tersibak.“Cepetan lex.. Abis itu gantian gua..” ujar Paul sambil tetap menopang tubuh Melanie.“Iya.. Tapi sempit banget nih cewek..” jawab Alex sambil terus mendorongkan penisnya ke dalam liang kewanitaan Melanie, membuat gadis itu makin menjerit dan meronta kesakitan, kakinya melejang lejang berusah lepas dari cengkeraman tangan Alex, sementara kedua tangannya menggapai dan meraih leher Paul berusaha mencari posisi untuk mendorongkan tubuhnya, tapi semuanya itu sia sia karena tenaga Alex dan Paul lebih kuat dari tenaganya.

“Arghh.. Saakitt.. Lepaskann.. Sakitt..!!” jerit Melanie parau, lalu menggigit bibirnya sendiri, matanya membeliak menahan sakit yang mendera selangkangannya, seluruh urat-uratnya menegang, kepalanya terdongak dan tubuhnya melenting ke atas sambil kedua tangannya makin erat merangkul leher Paul, saat Alex berhasil menghujamkan seluruh batang penisnya dan membenamkannya dalam-dalam ke liang vaginanya.

“Periihh..” rintih Melanie pelan sambil menangis meratapi kegadisannya yang telah direnggut paksa oleh Alex.

Tubuh Melanie terguncang-guncang dengan keras, membuat buah dadanya yang indah dan besar itu juga ikut menggeletar saat Alex memompanya dengan kasar. Batang penisnya tampak bergerak maju mundur bergesekan dengan celana dalam Melanie yang tersingkap ke samping, tiba tiba tubuh Alex menegang, dia melepaskan kedua tangannya dari kaki Melanie dan langsung merengkuh pinggang gadis itu, kemudian menariknya ke atas dan mendesakkan tubuhnya sendiri ke arah selangkangan Melanie supaya batang penisnya dapat melesak dan terbenam lebih dalam di liang vagina gadis itu, Alex mendengus keras saat penisnya memuncratkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang kewanitaan Melanie.

Melanie hanya melenguh pelan saat merasakan cairan sperma Alex memenuhi liang rahimnya, darah perawan Melanie tampak menetes dari bibir kemaluannya saat Alex mencabut batang penisnya dan bertukar posisi dengan Paul yang sudah bernafsu untuk menggagahi tubuh telanjang Melanie.

Paul masih sempat merobek celana dalam gadis itu dan melemparkannya ke arah Aske sebelum dia mulai memperkosa dan menyetubuhi tubuh indah Melanie..

Akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan kami dengan tawa penuh kemenangan, saat itu kami benar-benar tidak berdaya, kami hanya bisa menyesali peristiwa naas ini, menangis dan berpelukan satu sama lain, berharap semoga kami tidak sampai hamil akibat perbuatan mereka.

Dalam hati aku memaki dan menyumpahi mereka, mudah mudahan suatu saat kelak, anak, istri atau keluarga mereka akan merasakan bagaimana sakitnya diperkosa..

CERITA DEWASA CINTA YANG BERUJUNG TANPA SEHELAI BENANG


CERITA DEWASA CINTA YANG BERUJUNG BERSETUBUH – Cerita ini berawal bertemu nya sih cewek ini di sekolah pada tahun 2010,perkenalkan nama saya Jhonsen pada tahun 2010 itu saya masih berumur 19 masih duduk di bangku kelas SMK yang menjelang ujian terakhir,saya mempunyai teman cewek sekolah yang termasuk bohay,sexy putih banget deh intinya.

CERITA DEWASA CINTA YANG BERUJUNG TANPA SEHELAI BENANG

Perkenalkan nama dia Anty berumur 18 Tahun yang lebih muda dari saya 1 tahun,dia sekelas dengan saya dan sebangku dengan saya,banyak sekali yang ingin berpacaran dengan dia,tetapi pada saat itu pintu hati dari sih Anty belum terbuka untuk semua kalangan Pria,tetapi saya termasuk laki-laki yang sangat beruntung bisa duduk sebangku dengan dia dan bisa  berpacaran dengan dia banyak sekali teman-teman sekolah saya meminta nomor handphone dia,tetapi sih Anty tidak memberikan nya.

Saya melihat teman-teman sekolah pada rame-rame memint nomor telphone sih anty,dalam hati saya sombong banget sih anty ini,jadi saya mencoba meminta nomor handphone sih anty :”Hey anty nomor handphone kamu berapa ya?”,Anty hanya melihat saya dan hanya tersenyum-senyum selang 10 menit gitu dia menulis nomor handphone tersebut di Tisue,dan memberikan ke saya tertulis di tisue
“Ini nomor handphone saya ya,jangan berikan ke teman-teman kamu dan kamu type cowok idaman saya hehehe ^_^“,pada saat di berikan tisue tersebut saya tersenyum dan saya keluarkan smart phone saya untuk menyimpan nomor handphone yang di berikan.

Waktu yang di tempu untuk tamat sekolah tinggal menghitung hari,sesudah tamat sekolah saya dengan Anty berpacaran pada 1 Tahun itu saya tidak bersentuhan alias tidak pernah bercinta,tetap suatu hari sih Anty merasa kesepian di rumah dan sms saya dengan isi text ” Kamu Lagi Dimana Sayang ?”saya membalas “Lagi di rumah ini yank,napa ya?” sih anty membalas sms saya lagi “Datang ke rumah saya donk lagi suntuk banget ini”.

Dalam pikiran saya ini kesempatan yang bagus untuk melakukan percintaan yang membuat diri saya rasakan kenikmatan untuk pertama x,15 menit kemudian saya sudah sampai di depan rumah nya Anty,pada saat saya masuk ke dalam dan mengetuk pintu tersebut anty keluar dengan baju kimono dan nampak belahan dada nya yang putih dan montok itu.Anty bisik ke telingga saya “Napa yank lihat begitu?nanti saya berikan semua apa yang diri mu mau ya,yang penting kamu juga memberikan kepuasaan ke diri saya”.
Dalam pikiran saya mimpi apaaa iniiii kawan,kemudian Anty langsung menarik tangan saya masuk ke dalam rumah dan menyuruh saya untuk bersih-bersih alias mandi,pada saat saya membuka semua pakaian ,celana dan celana dalam saya sih anty langsung dari belakang meraba-raba dari atas sampai tersentuh penis saya,dia langsung memutar-mutar kepala penis saya dengan tangan dan di kocok-kocok nya.

Saya bisik ke telingga Anty,nanti saja ya yank habis bersih-bersih nanti kita main-main di tempat tidur ya,sih Anty mencoba jail saya saat mandi,langsung saya tarik sih anty keluar dan gendong bawa ke kamar untuk di eksekusi alias di ewein dengan penis ku yang panjang ini,ukuran penis saya ini standar buat cewek-cewek Anak Baru Gede atau pun Tante-tante yang nakal sih,hehehe,sesudah di kamar langsung saya jilat meki nya sih Anty “Srupppp…Srupppp…Srupppp~” sih anty mendesah-desah dan sih anty menindih kepala saya untuk terus menerus menjilat mekinya,pada saat puncak klimaks si anty,langsung saya berdirikan sih anty dan saya masukan Penis saya ke lubang meki nya,”Ahhh…..Ahhhh….Ahhh…..sayang goyangg terus yankkk”,anty teriak desah keras ” Ahhh…..Ahhh….Ah……~ yankkkk penis kamu besar bangettt…..sakitt yankk pelan-pelan”,kemudian saya memindahkan posisi nya menjadi gaya Kupu-Kupu alias butterfly,sih anty jerit rasa sakit dan enak”Ahhhh….ahhhh….ahhh yannnnkkkk sakittt perihhhh yankkk…”,kemudian saya melanjutkan nya lagi tanpa berhenti sih anty terus menindih kepala saya dan memberikan kode bahwa dia sudah memasuki puncak napsu yang sangat luar biasa,saya mencoba membuat dia agar tidak klimaks dulu sebelum saya klimaks…

“Antyyyy,,,goyang nya cepat donkkk PlaQQQ~PlaQQQQ…..”
“Ahhhh,,,,,,Ahhhh,,,,Ahhhhh,,, iyaaaa yankkkkkk saya udah ga tahaannnnnnn yankkkk”
“Tahannnnn yankkkk sedikit lagi udah mau keluarrrr.,,,,,akhhhh Crooottt~~~Crotttt”

Saya memendam kepala penis saya di lubang meki nya dan tembak di dalam,sudah pengen lepas masa lajang dan sih anty hanya terlihat lemas dan sudah tidak berdaya.

Ini la cerita saya pertama :

CERITA DEWASA VAGINA TETANGGAKU YANG VIRGIN



CERITA DEWASA VAGINA TETANGGAKU YANG VIRGIN – Sudah bertahun-tahun kegiatan ronda malam di lingkungan tempat tinggalku berjalan dengan baik. Setiap malam ada satu grup terdiri dari tiga orang. Sebagai anak muda yang sudah bekerja aku dapat giliran ronda pada malam minggu. Pada suatu malam minggu aku giliran ronda. Tetapi sampai pukul 23.00 dua orang temanku tidak muncul di pos perondaan. Aku tidak peduli mau dating apa tidak, karena aku maklum tugas ronda adalah sukarela, sehingga tidak baik untuk dipaksa-paksa. Biarlah aku ronda sendiri tidak ada masalah.

Karena memang belum mengantuk, aku jalan-jalan mengontrol kampung. Biasanya kami mengelilingi rumah-rumah penduduk. Pada waktu sampai di samping rumah Pak Andi, aku melihat kaca nako yang belum tertutup. Aku mendekati untuk melihat apakah kaca nako itu kelupaan ditutup atau ada orang jahat yang membukanya. Dengan hati-hati kudekati, tetapi ternyata kain korden tertutup rapi. Kupikir kemarin sore pasti lupa menutup kaca nako,tetapi langsung menutup kain kordennya saja. Mendadak aku mendengar suara aneh, seperti desahan seseorang. Kupasang telinga baik-baik,ternyata suara itu datang dari dalam kamar. Kudekati pelan-pelan, dan darahku berdesir, ketika ternyata itu suara orang bersetubuh. Nampaknya ini kamar tidur Pak Andi dan istrinya. Aku lebih mendekat lagi, suaranya dengusan nafas yang memburu dan gemerisik dan goyangan tempat tidur lebih jelas terdengar.
“Ssshh… hhemm… uughh… ugghh” , terdengar suara dengusan dan suara orang seperti menahan sesuatu. Jelas itu suara Bu Niki yang ditindih suaminya. Terdengar pula bunyi kecepak-kecepok, nampaknya penis Pak Andi sedang mengocok liang vagina Bu Niki.

Aduuh,darahku naik ke kepala, penisku sudah berdiri keras seperti kayu. Aku betul-betul iri membayangkan Pak Andi menggumuli istrinya. Alangkah nikmatnya menyetubuhi Bu Niki yang cantik dan bahenol itu.

“Oohh,sshh buuu, aku mau keluar, sshh…. ssshh..”
terdengar suara Pak Andi tersengal-sengal. Suara kecepak-kecepok makin cepat, dan kemudian berhenti. Nampaknya Pak Andi sudah ejakulasi dan pasti penisnya dibenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu Niki. Selesailah sudah persetubuhan itu, aku pelan-pelan meninggalkan tempat itu dengan kepala berdenyut-denyut dan penis yang kemeng karena tegang dari Andi.Sejak malam itu, aku jadi sering mengendap-endap mengintip kegiatan suami-istri itu di tempat tidurnya. Walaupun nako tidak terbuka lagi,namun suaranya masih jelas terdengar dari sela-sela kaca nako yang tidak rapat benar. Aku jadi seperti detektip partikelir yang mengamati kegiatan mereka di sore hari. Biasanya pukul 21.00 mereka masih melihat siaran TV, dan sesudah itu mereka mematikan lampu dan masuk ke kamar tidurnya. Aku mulai melihat situasi apakah aman untuk mengintip mereka.Apabila aman, aku akan mendekati kamar mereka. Kadang-kadang mereka



hanya bercakap-cakap sebentar, terdengar bunyi gemerisik (barangkali memasang selimut), lalu sepi. Pasti mereka terus tidur. Tetapi apabila mereka masuk kamar, bercakap-cakap, terdengar ketawa-ketawa kecil mereka, jeritan lirih Bu Niki yang kegelian (barangkali dia digelitik, dicubit atau diremas buah dadanya oleh Pak Andi), dapat dipastikan akan diteruskan dengan persetubuhan. Dan aku pasti mendengarkan sampai selesai. Rasanya seperti kecanduan dengan suara-suara Pak Andi dan khususnya suara Bu Niki yang keenakan disetubuhi suaminya.

Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Apabila aku bertemu Bu Niki juga biasa-biasa saja, namun tidak dapat dipungkiri, aku jadi jatuh cinta sama istri Pak Andi itu. Orangnya memang cantik, dan badannya padat berisi sesuai dengan seleraku. Khususnya pantat dan buah dadanya yang besar dan bagus. Aku menyadari bahwa hal itu tidak akan mungkin, karena Bu Niki istri orang. Kalau aku berani menggoda Bu Niki pasti jadi masalah besar di kampungku. Bisa-bisa aku dipukuli atau diusir dari kampungku.

Tetapi nasib orang tidak ada yang tahu. Ternyata aku akhirnya dapat menikmati keindahan tubuh Bu Niki. Pada suatu hari aku mendengar Pak Andi opname di rumah sakit, katanya operasi usus buntu. Sebagai tetangga dan masih bujangan aku banyak waktu untuk menengoknya di rumah sakit. Dan yang penting aku mencoba membangun hubungan yang lebih akrab dengan Bu Niki. Pada suatu sore, aku menengok di rumah sakit bersamaan dengan adiknya Pak Andi. Sore itu,mereka sepakat Bu Niki akan digantikan adiknya menunggu di rumah sakit,karena Bu Niki sudah beberapa hari tidak pulang. Aku menawarkan diri untuk pulang bersamaku. Mereka setuju saja dan malah berterima kasih.



Terus terang kami sudah menjalin hubungan lebih akrab dengan keluarga itu.Sehabis mahgrib aku bersama Bu Niki pulang. Dalam mobilku kami mulai mengobrol, mengenai sakitnya Pak Andi. Katanya seminggu lagi sudah boleh pulang.Aku mulai mencoba untuk berbicara lebih dekat lagi, atau katakanlah lebih kurang ajar. Inikan kesempatan bagus sekali untuk mendekatai Bu Nikki.



“Bu, maaf yaa. ngomong-ngomong Bu Niki sudah berkeluarga sekitar 3 tahun kok belum diberi momongan yaa”, kataku hati-hati.

“Ya, itulah Dik Benny. Kami kan hanya lakoni. Barangkali Tuhan belum mengizinkan”, jawab Bu Niki.

“Tapi anu tho bu… anuu.. bikinnya khan jalan terus.” godaku.

“Ooh apa, ooh. kalau itu sih iiiya Dik Benny” jawab Bu Niki agak kikuk.

Sebenarnya kan aku tahu, mereka setiap minggunya minmal 2 kali bersetubuh dan terbayang kembali desahan Bu Niki yang keenakan. Darahku semakin berdesir-desir. Aku semakin nekad saja.

“Tapi, kok belum berhasil juga yaa bu?” lanjutku.

“Ya, itulah, kami berusaha terus. Tapi ngomong-ngomong kapan Dik Benny kimpoi. Sudah kerja, sudah punya mobil, cakep lagi. Cepetan dong. Nanti keburu tua lhoo”, kata Bu Niki.

“Eeh, benar nih Bu Niki. Aku cakep niih. Ah kebetulan, tolong carikan aku Bu. Tolong carikan yang kayak IBu Niki ini lhoo”, kataku menggodanya.

“Lho, kok hanya kayak saya. Yang lain yang lebih cakep kan banyak. Saya khan sudah tua, jelek lagi”, katanya sambil ketawa.

Aku harus dapat memanfaatkan situasi. Harus, Bu Niki harus aku dapatkan.

“Eeh, Bu Niki. Kita kan nggak usah buru-buru nih. Di rumah Bu Niki juga kosong. Kita cari makan dulu yaa. Mauu yaa bu, mau yaa”, ajakku dengan penuh kekhawatiran jangan-jangan dia menolak.

“Tapi nanti kemaleman lo Dik”, jawabnya.

“Aah, baru jam tujuh. Mau ya Buu”, aku sedikit memaksa.

“Yaa gimana yaa… ya deh terserah Dik Benny. Tapi nggak malam-malam lho.” Bu Niki setuju. Batinku bersorak.

Kami berehenti di warung bakmi yang terkenal. Sambil makan kami terus mengobrol. Jeratku semakin aku persempit.

“Eeh, aku benar-benar tolong dicarikan istri yang kayak Bu Niki dong Bu. benar nih. Soalnya begini bu, tapii eeh nanti Bu Niki marah sama saya. Nggak usaah aku katakan saja deh”, kubuat Bu Niki penasaran.

“Emangnya kenapa siih.” Bu Niki memandangku penuh tanda tanya.

“Tapi janji nggak marah lho.” kataku memancing. Dia mengangguk kecil.

“Anu bu… tapi janji tidak marah lho yaa.”

“Bu Niki terus terang aku terobsesi punya istri seperti Bu Niki. Aku benar-benar bingung dan seperti orang gila kalau memikirkan Bu Niki. Aku menyadari ini nggak betul. Bu Niki kan istri tetanggaku yang harus aku hormati. Aduuh, maaf, maaf sekali bu. aku sudah kurang ajar sekali”,

kataku menghiba. Bu Niki melongo, memandangiku. sendoknya tidak terasa jatuh di piring. Bunyinya mengagetkan dia, dia tersipu-sipu, tidak berani memandangiku lagi.Sampai selesai kami jadi berdiam-diaman. Kami berangkat pulang. Dalam mobil aku berpikir, ini sudah telanjur basah. Katanya laki-laki harus nekad untuk menaklukkan wanita. Nekad kupegang tangannya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku memegang setir. Di luar dugaanku, Bu Niki balas meremas tanganku. Batinku bersorak. Aku tersenyum penuh kemenangan. Tidak ada kata-kata, batin kami, perasaan kami telah bertaut. Pikiranku melambung, melayang-layang. Mendadak ada sepeda motor menyalib mobilku. Aku kaget.

“Awaas! hati-hati!” Bu Niki menjerit kaget.

“Aduh nyalib kok nekad amat siih”, gerutuku.

“Makanya kalau nyetir jangan macam-macam”,
kata Bu Niki. Kami tertawa. Kami tidak membisu lagi, kami ngomong, ngomong apa saja. Kebekuan cair sudah.Sampai di rumah aku hanya sampai pintu masuk, aku lalu pamit pulang.Di rumah aku mencoba untuk tidur. Tidak bisa. Nonton siaran TV, tidak nyaman juga. Aku terus membayangkan Bu Niki yang sekarang sendirian,hanya ditemani pembantunya yang tua di kamar belakang. Ada dorongan sangat kuat untuk mendatangi rumah Bu Niki. Berani nggaak, berani nggak. Mengapa nggak berani. Entah setan mana yang mendorongku, tahu-tahu aku sudah keluar rumah. Aku mendatangi kamar Bu Niki. Dengan berdebar-debar, aku ketok pelan-pelan kaca nakonya,
“Buu Niki, aku Benny”,
kataku lirih. Terdengar gemerisik tempat tidur, lalu sepi. Mungkin Bu Niki bangun dan takut. Bisa juga mengira aku maling.
“Aku Benny”,
kataku lirih. Terdengar gemerisik. Kain korden terbuka sedikit. Nako terbuka sedikit.
“Lewat belakang!”
kata Bu Niki. Aku menuju ke belakang ke pintu dapur.Pintu terbuka, aku masuk, pintu tertutup kembali. Aku nggak tahan lagi,Bu Niki aku peluk erat-erat, kuciumi pipinya, hidungnya, bibirnya dengan lembut dan mesra, penuh kerinduan. Bu Niki membalas memelukku, wajahnya disusupkan ke dadaku.

“Aku nggak bisa tidur”, bisikku.

“Aku juga”,
katanya sambil memelukku erat-erat. Dia melepaskan pelukannya. Aku dibimbingnya masuk ke kamar tidurnya. Kami berpelukan lagi, berciuman lagi dengan lebih bernafsu.
“Buu, aku kangen bangeeet. Aku kangen”, bisikku sambil terus menciumi dan membelai punggungnya. Nafsu kami semakin menggelora. Aku ditariknya ke tempat tidur. Bu Niki membaringkan dirinya. Tanganku menyusup ke buah dadanya yang besar dan empuk, aduuh nikmat sekali, kuelus buah dadanya dengan lembut, kuremas pelan-pelan. Bu Niki menyingkapkan dasternya ke atas, dia tidak memakai BH. Aduh buah dadanya kelihatan putih dan menggung. Aku nggak tahan lagi, kuciumi, kukulum pentilnya, kubenamkan wajahku di kedua buah dadanya, sampai aku nggak bisa bernapas. Sementara tanganku merogoh kemaluannya yang berbulu tebal. Celana dalamnya kupelorotkan, dan Bu Niki meneruskan ke bawah sampai terlepas dari kakinya. Dengan sigap aku melepaskan sarung dan celana dalamku. Penisku langsung tegang tegak menantang. Bu Niki segera menggenggamnya dan dikocok-kocok pelan dari ujung penisku ke pangkal pahaku. Aduuh, rasanya geli dan nikmat sekali. Aku sudah nggak sabar lagi. Aku naiki tubuh Bu Niki, bertelekan pada sikut dan dengkulku.Kaki Bu Niki dikangkangkannya lebar-lebar, penisku dibimbingnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Digesek-gesekannya di bibir kemaluannya, makin lama semakin basah, kepala penisku masuk, semakin dalam, semakin… dan akhirnya blees, masuk semuanya ke dalam kemaluan Bu Niki. Aku turun-naik pelan-pelan dengan teratur. Aduuh, nikmat sekali. Penisku dijepit kemaluan Bu Niki yang sempit dan licin. Makin cepat kucoblos, keluar-masuk, turun-naik dengan penuh nafsu.
“Aduuh, Dik Benny, Dik Bennyi… enaak sekali, yang cepaat.. teruus”, bisik Bu Niki sambil mendesis-desis. Kupercepat lagi. Suaranya vagina Bu Niki kecepak-kecepok, menambah semangatku.
“Dik Bennyii aku mau muncaak…muncaak, teruus… teruus”,
Aku juga sudah mau keluar. Aku percepat, dan penisku merasa akan keluar. Kubenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu Niki sampai amblaas. Pangkal penisku berdenyut-denyut, spermaku muncrat-muncrat di dalam vagina Bu Niki. Kami berangkulan kuat-kuat,napas kami berhenti. Saking nikmatnya dalam beberapa detik nyawaku melayang entah kemana. Selesailah sudah. Kerinduanku tercurah sudah, aku merasa lemas sekali tetapi puas sekali.Kucabut penisku, dan berbaring di sisinya. Kami berpelukan, mengatur napas kami. Tiada kata-kata yang terucapkan, ciuman dan belaian kami yang berbicara.

“Dik Benny, aku curiga, salah satu dari kami mandul. Kalau aku subur, aku harap aku bisa hamil dari spermamu. Nanti kalau jadi aku kasih tahu. Yang tahu bapaknya anakku kan hanya aku sendiri kan. Dengan siapa aku membuat anak”,
katanya sambil mencubitku. Malam itu pertama kali aku menyetubuhi Bu Niki tetanggaku. Beberapa kali kami berhubungan sampai aku kimpoi dengan wanita lain. Bu Niki walaupun cemburu tapi dapat memakluminya.

Keluarga pak Andi sampai saat ini hanya mempunyai satu anak perempuan yangcantik. Apabila di kedepankan, Bu Niki sering menciumi anak itu,sementara matanya melirikku dan tersenyum-senyum manis. Tetanggaku pada meledek Bu Niki, mungkin waktu hamil Bu Niki benci sekali sama aku. Karena anaknya yang cantik itu mempunyai mata, pipi, hidung, dan bibir yang persis seperti mata, pipi, hidung, dan bibirku.Seperti telah anda ketahui hubunganku dengan Bu Niki istri tetanggaku yang cantik itu tetap berlanjut sampai kini, walaupun aku telah berumah tangga.

Namun dalam perkimpoianku yang sudah berjalan dua tahun lebih, kami belum dikaruniai anak. Istriku tidak hamil-hamil juga walaupun penisku kutojoskan ke vagina istriku siang malam dengan penuh semangat.Kebetulan istriku juga mempunyai nafsu seks yang besar. Baru disentuh saja nafsunya sudah naik. Biasanya dia lalu melorotkan celana dalamnya, menyingkap pakaian serta mengangkangkan pahanya agar vaginanya yang tebal bulunya itu segera digarap. Di mana saja, di kursi tamu, di dapur, di kamar mandi, apalagi di tempat tidur, kalau sudah nafsu, ya aku masukkan saja penisku ke vaginanya.

Istriku juga dengan penuh gairah menerima coblosanku. Aku sendiri terus terang setiap saat melihat istriku selalu nafsu saja deh. Memang istriku benar-benar membuat hidupku penuh semangat dan gairah.





Tetapi karena istriku tidak hamil-hamil juga aku jadi agak kawatir. Kalau mandul, jelas aku tidak. Karena sudah terbukti Bu Niki hamil, dan anakku yang cantik itu sekarang menjadi anak kesayangan keluarga Pak Andi. Apakah istriku yang mandul? Kalau melihat fisik serta haidnya yang teratur, aku yakin istriku subur juga. Apakah aku kena hukuman karena aku selingkuh dengan Bu Niki? aah, mosok. Nggak mungkin itu. Apakah karena dosa? Waah, mestinya ya memang dosa besar. Tapi karena menyetubuhi Bu Niki itu enak dan nikmat, apalagi dia juga senang, maka hubungan gelap itu perlu diteruskan, dipelihara, dan dilestarikan.

Untuk mengatur perselingkuhanku dengan Bu Niki, kami sepakat dengan membuat kode khusus yang hanya diketahui kami berdua. Apabila Pak Andi tidak ada di rumah dan benar-benar aman, Bu Niki memadamkan lampu di sumur belakang rumahnya. Biasanya lampu 5 watt itu menyala sepanjang malam, namun kalau pada pukul 20.00 lampu itu padam, berarti keadaan aman dan aku dapat mengunjungi Bu Niki. (Anda dapat meniru caraku yang sederhana ini. Gratis tanpa bayar pulsa telepon yang makin mahal). Karena dari samping rumahku dapat terlihat belakang rumah Bu Niki, dengan mudah aku dapat menangkap tanda tersebut. Tetapi pernah tanda itu tidak ada sampai 1 atau 2 bulan, bahkan 3 bulan. Aku kadang-kadang jadi agak jengkel dan frustasi (karena kangen) dan aku mengira juga Bu Niki sudah bosan denganku. Tetapi ternyata memang kesempatan itu benar-benar tidak ada, sehingga tidak aman untuk bertemu.

Pada suatu hari aku berpapasan dengan Bu Niki di jalan dan seperti biasanya kami saling menyapa baik-baik. Sebelum melanjutkan perjalanannya, dia berkata,

“Dik Benny, besok malam minggu ada keperluan nggak?”

“Kayaknya sih nggak ada acara kemana-mana. Emangnya ada apa?” jawabku dengan penuh harapan karena sudah hampir satu bulan kami tidak bermesraan.

“Nanti ke rumah yaa!” katanya dengan tersenyum malu-malu.

“Emangnya Pak Andi nggak ada?”

kataku. Dia tidak menjawab, cuma tersenyum manis pergi meneruskan perjalanannya. Walaupun sudah biasa, darahku pun berdesir juga membayangkan pertemuanku malam minggu nanti.Seperti biasa malam minggu adalah giliran ronda malamku. Istriku sudah tahu itu, sehingga tidak menaruh curiga atau bertanya apa-apa kalau pergi keluar malam itu. Aku sudah bersiap untuk menemui Bu Niki. Aku hanya memakai sarung, (tidak memakai celana dalam) dan kaos lengan panjang biar agak hangat. Dan memang kalau tidur aku tidak pernah pakai celana dalam tetapi hanya memakai sarung saja. Rasanya lebih rileks dan tidak sumpek, serta penisnya biar mendapat udara yang cukup setelah seharian dipepes dalam celana dalam yang ketat. Waktu menunjukkan pukul 22.00. Lampu belakang rumah Bu Niki sudah padam . Aku berjalan memutar dulu untuk melihat situasi apakah sudah benar-benar sepi dan aman. Setelah yakin aman, aku menuju ke samping rumah Bu Niki. Aku ketok kaca nako kamarnya. Tanpa menunggu jawaban, aku langsung menuju ke pintu belakang. Tidak berapa lama terdengar kunci dibuka. Pelan pintu terbuka dan aku masuk ke dalam. Pintu ditutup kembali. Aku berjalan beriringan mengikuti Bu Niki masuk ke kamar tidurnya. Setelah pintu ditutup kembali, kami langsung berpelukan dan berciuman untuk menyalurkan kerinduan kami. Kami sangat menikmati kemesraan itu, karena memang sudah hampir satu bulan kami tidak mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Setelah itu, Bu Niki mendorongku, tangannya di pinggangku, dan tanganku berada di pundaknya. Kami berpandangan mesra, Bu Niki tersenyum manis dan memelukku kembali erat-erat. Kepalanya disandarkan di dadaku.

“Paa, sudah lama kita nggak begini”,
katanya lirih. Bu Niki sekarang kalau sedang bermesraan atau bersetubuh memanggilku Papa. Demikian juga aku selalu membisikkan dan menyebutnya Mama kepadanya. Nampaknya Bu Niki menghayati betul bahwa Nia, anaknya yang cantik itu bikinan kami berdua.

“Pak Andi sedang kemana sih maa”, tanyaku.

“Sedang mengikuti piknik karyawan ke Pangandaran. Aku sengaja nggak ikut dan hanya dia saja yang ikut. Tenang saja, pulangnya baru besok sore”,

katanya sambil terus mendekapku.

“Maa, aku mau ngomong nih”, kataku sambil duduk bersanding di tempat tidur. Bu Niki diam saja dan memandangku penuh tanda tanya.

“Maa, sudah dua tahun lebih aku berumah tangga, tetapi istriku belum hamil-hamil juga. Kamu tahu, mustinya secara fisik, kami tidak ada masalah. Aku jelas bisa bikin anak, buktinya sudah ada kan. Aku nggak tahu kenapa kok belum jadi juga. Padahal bikinnya tidak pernah berhenti, siang malam”, kataku agak melucu. Bu Niki memandangku.

“Pa,aku harus berbuat apa untuk membantumu. Kalau aku hamil lagi, aku yakin suamiku tidak akan mengijinkan adiknya dia kamu minta menjadi anak angkatmu. Toh anak kami kan baru dua orang nantinya, dan pasti suamiku akan sayang sekali. Untukku sih memang seharusnya bapaknya sendiri yang mengurusnya. Tidak seperti sekarang, keenakan dia. Cuma bikin doang, giliran sudah jadi bocah orang lain dong yang ngurus”, katanya sambil merenggut manja. Aku tersenyum kecut.

“Jangan-jangan ini hukuman buatku ya maa, Aku dihukum tidak punya anak sendiri. Biar tahu rasa”, kataku.

“Ya sabar dulu deh paa, mungkin belum pas saja. Spermamu belum pas ketemu sama telornya Nia (nama istriku). Siapa tahu bulan depan berhasil”, katanya menghiburku.



“Ya mudah-mudahan. Tolong didoain yaa…”

“Enak saja. Didoain? Mustinya aku kan nggak rela Papa menyetubuhi Nia istrimu itu. Mustinya Papa kan punyaku sendiri, aku monopoli. Nggak boleh punya Papa masuk ke perempuan lain kan. Kok malah minta didoain.Gimana siih”,

katanya manja dan sambil memelukku erat-erat. Benar juga, mestinya kami ini jadi suami-istri, dan Nia itu anak kami.

“Maa, kalau kita ngomong-ngomong seperti ini, jadinya nafsunya malah jadi menurun lho. Jangan-jangan nggak jadi main nih”,

kataku menggoda.

“Iiih, dasar”, katanya sambil mencubit pahaku kuat-kuat.

“Makanya jangan ngomong saja. Segera saja Mama ini diperlakukan sebagaimana mestinya. Segera digarap doong!” katanya manja.Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tentu saja kami tidak puas hanya berciuman dan berpelukan saja. Kutidurkan dia di tempat tidur, kutelentangkan. Bu Niki  Pasrah saja mau diapain. Dia memakai daster dengan kancing yang berderet dari atas ke bawah. Kubuka kancing dasternya satu per satu mulai dari dada terus ke bawah. Kusibakkan ke kanan dan ke kiri bajunya yang sudah lepas kancingnya itu. Menyembullah buah dadanya yang putih menggunung (dia sudah tidak pakai BH). Celana dalam warna putih yang menutupi vaginanya yang nyempluk itu aku pelorotkan. Aku benar-benar menikmati keindahan tubuh istri gelapku ini. Saat satu kakinya ditekuk untuk melepaskan celana dalamnya, gerakan kakinya yang indah, vaginanya yang agak terbuka, aduh pemandangan itu sungguh indah. Benar-benar membuatku menelan ludah. Wajah yang ayu, buah dada yang putih menggunung, perut yang langsing, vagina yang nyempluk dan agak terbuka, kaki yang indah agak mengangkang, sungguh mempesona. Aku tidak tahan lagi. Aku lempar sarungku dan kaosku entah jatuh dimana. Aku segera naik di atas tubuh Bu Niki. Kugumuli dia dengan penuh nafsu. Aku tidak peduli Bu Niki megap-megap keberatan aku tindih sepenuhnya. Habis gemes banget, nafsu banget sih.

“Uugh jangan nekad tho. Berat nih”, keluh Bu Niki. Aku bertelekan pada telapak tanganku dan dengkulku. Penisku yang sudah tegang banget aku paskan ke vaginanya. Terampil tangan Bu Niki memegangnya dan dituntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah. Tidak ada kesulitan lagi, masuklah semuanya ke dalam vaginanya. Dengan penuh semangat kukocok vagina Bu Niki dengan penisku. Bu Niki semakin naik, menggeliat dan merangkulku, melenguh dan merintih. Semakin lama semakin cepat, semakin naik, naik, naik ke puncak.

“Teruuus, teruus paa.. sshh… ssh…” bisik Bu Niki

“Maa, aku juga sudah mau… keluaarr”,

“Yang dalam paa… yang dalamm. Keluarin di dalaam Paa… Paa… Adduuh Paa nikmat banget Paa…, ouuch..”, jeritnya lirih yang merangkulku kuat-kuat. Kutekan dalam-dalam penisku ke vaginanyanya. Croot, cruuut, crruut, keluarlah spermaku di dalam rahim istri gelapku ini. Napasku seperti terputus. Kenikmatan luar biasa menjalar kesuluruh tubuhku. Bu Niki menggigit pundakku. Dia juga sudah mencapai puncak. Beberapa detik dia aku tindih dan dia merangkul kuat-kuat. Akhirnya rangkulannya terlepas. Kuangkat tubuhku. Penisku masih di dalam, aku gerakkan pelan-pelan, aduh geli dan ngilu sekali sampai tulang sumsum. Vaginanya licin sekali penuh spermaku. Kucabut penisku dan aku terguling di samping Bu Niki. Bu Niki miring menghadapku dan tangannya diletakkan di atas perutku. Dia berbisik,

“Paa, Nia sudah cukup besar untuk punya adik. Mudah-mudahan kali ini langsung jadi ya paa. Aku ingin dia seorang laki-laki. Sebelum Papa Andi mengeluh Nia belum hamil, aku memang sudah berniat untuk membuatkan Nia seorang adik. Sekalian untuk test apakah Papa masih joos apa tidak. Kalau aku hamil lagi berarti Papa masih joosss. Kalau nanti pengin menggendong anak, ya gendong saja Nia sama adiknya yang baru saja dibuat ini.” Dia tersenyum manis. Aku diam saja. menerawang jauh, alangkah nikmatnya bisa menggendong anak-anakku.

Malam itu aku bersetubuh lagi. Sungguh penuh cinta kasih, penuh kemesraan. Kami tuntaskan kerinduan dan cinta kasih kami malam itu. Dan aku menunggu dengan harap-harap cemas, jadikah anakku yang kedua di Rahim istri gelapku ini? Salam.

CERITA DEWASA RASA ENAKNYA BERCINTA


CERITA DEWASA RASA ENAKNYA BERCINTA – Ini cerita saya.. Sorry guys.. Sebelum na saya perkenalkan kan diri dulu..

Nama saya Niken..
Umur saya 20 thn.. Dan ini pengalaman pertama saya..


Di mulai dr waktu saya ke rumah tante di bandung.. Waktu itu saya lagi cari kerja..
Hampir satu minggu saya di rmh tante..
Blm jg dpt kerja.. Dan suatu mlm..
Saya sedang nonton tv.. Sepupu saya pulang dan dia bawa temen na..
Ouch ya.. Aldo nama sepupu saya.. Dan umur na 3thn diatas saya..
Dan temen na bernama vicky.. Ya ampuuuun vicky itu org na kereeeen abiiiiis.. Sampe saya tak berkedip karna ke tampanan nya… Astaga ini cowo udh keren ganteng.. Putih.. Tinggi.. Kapan punya pacar seperti dia.. Dlm hati saya berkata tanpa sadar..
Lalu aldo pun melambai kan tangan di dpn mata saya.. Niken oii, knp lu bengong gt.. Naksir y lu ma vicky.. Haaah !! Apa an sich lu kk.. Jwb q sambil malu”..
Trus aldo pun, memperkenalkan q dgn vicky..
Dan mlm itu perkenalan kami yg pertama.. Lalu kita pun mengobrol bnyk.. Sampe akhir na vicky menawar kan pekerjaan di salah satu toko milik kk nya.
Krna kebetulan jg aq tidak kuliah.. Dan niat mencari kerja.. Lalu aq pun bekerja di toko milik kk nya..
Dan kami pun jd sering bertemu..
Hampir setiap hari vicky ke toko, dan sudah 1bln aq bekerja, lalu aq pun pamit kpd tante untuk pindah dan mulai mencari kost.. Karna ga enak trus tgl di rmh nya.. Ap lg skrg aq udh bekerja..
Dan skrg aq pun sudah tinggal sendiri.. Dan suatu mlm.. Kebetulan vicky ada di toko, karna kk na ada urusan, jd dia yg menutup toko, lalu dia menawarkan diri untk mengantar q plg,,yuuk Niken saya antar km pulang.. Lalu jwb qu, hahha.. Ga ngerepotin kk.. Udh nyantai aj jwb nya sambil senyum..
aq pun sangat senang,, karna dr awal aq melihat dia, aq sudah tertarik dgn na..

Ga lama pun kami sampai di dpn kost..
Makasih ya kk.. Udh mau nganter Niken..
Ga mampir kk.. Kata qu basa basi..
Ehhh ternyata vicky malah jwb boleeeeh lah.. Lg an aq jg ga ada acara..
Waaaah,, aq pun salah tingkah.. Antara senang dan takut sich.. Karna aq blm pernah berduaan dgn laki”..
Lalu kami pun masuk ke kamar kost.. Karna uang gaji qu cma bisa bayar kamar kost.. Yg pasilitas cma toilet dan ac.. Sesampainya di dlm kamar, aq pun bergegas mandi, karna itu kebiasaan qu sebelum tdr..
Kk gpp kan aq tinggal mandi.. Gerah bgt soal na.. Iyaa gpp koq,, jwb vicky..
Dan parah na,, aq lupa bawa handuk..
Selesai mandi aq pun bingung,, lalu aq berteriak,, kk vicky.. Yaaa knp Niken jwb na.. Bisa tolong ambil kan handuk ga kk.. Niken lupa bawa.. Kata qu sambil bernada memelas..
Ahh kamu ini.. Seperti ank kecil saja mandi ga bawa handuk.. Nich handuk na jwb vicky, sambil menggeluar kan tangan aq pun mengambil handuk na..
Lalu tiba” pintu na kedorong sama vicky,, dan aq pun bingung, karna dia ngeliat aq yg masih bugil..
Loh kak.. Knp pintu na di dorong.. Kata qu sambil balik badan membelakangin dia..
Sorry Niken, kk kepeleset.. Jwb vicky..
Dan ga tau knp tiba” vicky menarik qu ke hadapan nya.. Lalu memeluk qu dgn kuat,, sampe aq ga bisa bergerak sama sekali.. Kk jgn gt donk.. Please,,
Tanpa kata vicky mencium bibir qu.. Awal na aq memberontak..tp vicky trus mencium bibir qu.. Dan mencium leher qu.. Tp ga tau knp lama ” aq merasakan sesuatu.. Yg blm pernah aq rasakan..
Tanpa sadar aq mengeluarkan desahan halus..
Lalu vicky pun menyadari bahwa aq menikmati ciuman nya itu..
Dan vicky mulai melepaskan pelukan nya,, dan dia mulai meremas buah dada qu,, yg ukuran hanya 32b..
Aq pun semakin merasa terbuai..
Vicky pun melumati puting qu.. Dgn agresif na..
Aq pun semakin melayang..
Aaaaaaahhh ssssssstttttsshh.. Kk geli bgt.. Kata qu sambil menikmati lidah vicky yg berada di puting qu..
Vicky pun menggendong qu jln ke arah tempat tdr qu, sambil kami berciuman..
Dan sesampainya di tmpt tdr,, aq pun di baringkan oleh nya.. Sambil dia melumati puting qu,, aq yg hanya merasakan nikmat luar biasa,, tanpa qu sadari vicky sudah tdk lg mengenakan apa pun,, alias bugil.. Ciuman nya pun turun ke perut,, lalu ke pusar,, lalu turun lg ke paha,, dan dia mengangkat paha qu untuk melihat vagina qu yg blm pernah merasakan kenikmatan sama sekali..
Vicky pun mulai mencuri curi untuk megang vagina qu.. Tp aq sadar,, dan berkata,, jgn kk.. Niken takut..
Niken.. Jgn takut y,, kk ga akan tinggalin Niken.. Jwb na merayu qu..
Aq pun terdiam dan kembali menikmati mlm itu.. Lalu vicky mulai melebarkan kedua paha qu.. Dan mengelus vagina qu,, dan dgn lembut lidah vicky menyentuh vagina qu…
Ouuuuuhhh.. Aaaaaaahhh aghhhhh..
Geli kk.. Niken ga tahan,, seperti mau pipis,, aaaaahhhhhhh aghhhhh ssssssstttttsshh… Kata qu sambil mengangkat pantat qu…
Vicky terus menjilatin klitoriis qu dgn agresif na.. Sampai ” tanpa sadar aq ga tahan.. Kk Niken mau pipis,, kata qu.
. Gpp synk.. Keluarin aj..
Aaaaaaahhh aghhhhh sttttttttttsssshh
Aq pun merasa sudah mengeluarkan sesuatu..
Dan vicky berkata,, gmna enak ga..
Aq pun merunduk malu.. Iyaa kk.. Enak bgt..
Nah skrg Niken harus jilatin kk y..
Aq pun mengangguk menuruti vicky..
Lalu aq melihat burung vicky,, haaahh besar dan panjang.. Ini pertama x nya aq ngeliat bentuk itu..
Tanpa menunggu lama,, aq pun memegang dan mulai menjilatin burung vicky,, pelan ” aq menjilatin nya.. Karna jujur aq ga tau cara menjilatin itu gmna..
Dan vicky mengajari aq,, jilatin pelan” trus kulum di mulut Niken.. Iyaa angguk kepala qu…
Aq terus mengulum burung nyaa sesekali kepala aq di dorong vicky sampai burung na masuk smua ke mulut aq…

Aaaaaaahhh aghhhhh.. Trus Niken.. Enak bgt synk… Aaaaahhhhhhh aghhhhh ssssssstttttsshh….
Masukin ke dlm lg synk… Aaaaahhhhhhh aghhhhh…. Vicky pun semakin mendesah.. Aq pun mulai terangsang kembali mendengar desahan vicky…

Dan akhir na vicky pun menarik qu.. Dan kembali mencium buah dada qu…
Aq pun semakin terangsang oleh jilatan vicky di puting q..
Dan tangan qu sambil menaik turun kan burung vicky yg sudah basah oleh air liur qu..
Karna aq dan vicky sudah sama” di puncak nafsu yg hebat…
Akhir nya vicky pun membaring kan qu di kasur,, lalu membuka kedua kaki qu…
Dan menggesekan burung nya di vagina qu..
Aq pun merasakan kenikmatan yg blm pernah aq rasakan..
Vicky mencoba memasukkan burung nya ke lubang vagina qu…
Karna aq blm pernah ML sama sekali..
Jd susah buat masukin nya…
Aaaaaaauuuuww sakit kk.. Teriaaaak qu.. Iyaa gpp synk.. Kk pelan” koq.. Jwb vicky menenangkan qu,, dan kembali melumati puting q..
Aq pun kembali merasakan sensasi luar biasa.. Dan vagina qu menjadi basah dan licin..
Lalu vicky yg masih menggesekan vagina qu dgn burung nya.. Tiba” vicky menaruh burung na tepat di lubang vagina qu,, dan di dorong na dgn kuat,, hingga burung nya yg besar dan panjang menerobos vagina qu…

Aaaaaaawwww sakiiiit kk.. Teriak qu sambil menangis… Sakit banget kk..
Dan vagina qu pun mengeluarkan darah..

Vicky pun mencoba menenangkan qu,, gpp synk.. Nanti jg ga sakit lg..
Dan vicky mencium bibir qu,, agar aq tdk terlalu merasa sakit…
Kami pun berciuman selama 5menit..
Vagina qu jg sudah tdk terasa sakit.. Dan skrg vicky mulai membuat gesekan kecil di dlm vagina qu…
Mulai keluar masuk dgn pelan,, aq pun mulai menikmati nyaa…

Aaaaaaahhh ahhhhhhhhh sttttttrsssshhh…. Suara kami berdua terdengar mendesah..
Sakit ga synk.. Tnya vicky..
Ga kk.. Nikmat bgt…
Aaaaaaahhh ahhhhhhhhh stttttttthhh
Enk bgt kan synk… Iyaa kk Enk..
Vicky pun mempercepat gesekan nya…
Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh….. Niken ga tahan kk..
Aq pun mulai menggoyang kan pantat tanpa sadar,, krna merasa nikmat luar biasa,,,
Sambil memeluk vicky dgn kuat…
Ga tahan bgt Niken kk.. Ahhhhhhhhh Ouuuuuhhh sttttttrsssshhh..

Vicky pun berhenti dan menyuruh qu untuk menungging…
Lalu kami melanjutkan dgn gaya itu…
Aq semakin merasa nikmat tiada tara…
Dgn cpt vicky menggoyang kluar masuk di vagina qu…
Aaaaahhhhhhh ahhhhhhhhh… Kk Niken ga tahan.. Berasa mau pipis kk…
Tahan dulu synk.. Biar kita sama” kluarin nya… Iyaa kk…

Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh… Vicky trus menggoyang kluar masuk,,, dan kedua tangan na meremas buah dada qu..
Tanpa berasa hampir 45 menit kami melakukan nya…
Dan kini kami sama” sudah di puncak kenikmatan…
Vicky makin mempercepat gerakan nya…
Ouuuuuhhh Niken, kita kluarin bareng ya.. Ahhhhhhhhh ahhhhhhhhh sttttttrsssshhh… Ouuuuchhhhhh… Dan akhir na kami pun merasa lemas karna lelah…
Tanpa sadar kami tertidur pulas dgn keadaan yg masih bugil… Sampai aq pun telat bangun.. Dan tdk masuk kerja…

Lalu aq mencoba membangunkan vicky..
Ternyata dia pulas bgt tdr na… Jd aq biar kan saja dia tdr.. Aq pun bergegas mandi… Dan tiba” vicky bangun..
Lalu ikut mandi.. Bersama qu..
Kami pun kembali berciuman.. Dan melakukan semi..
Tp aq tdk mau ML,, karna vagina qu masih terasa sakit..
Jd aq cuma melakukan onani kpd vicky..

Aq dan vicky skrg.. Menjadi kekasih..
Karna perawan qu sudah di ambil oleh na..
Dan dia begitu synk kpd qu..

CERITA DEWASA UJUNG-UJUNG NYA BERCINTA

CERITA SEX UJUNG-UJUNG NYA BERCINTA
CERITA DEWASA UJUNG-UJUNG NYA BERCINTA – Perkenalkan Nama Saya Randy,umur saya 22 Tahun,yang tinggal di kota medaN Orang tuaku tinggal di luar pulau karena Papaku bekerja di sebuah perusahaan pertambangan milik asing disana, sedangkan aku sejak kecil memang sengaja dititipkan pada kakek-nenekku di kampung dan entah apa alasannya, yang jelas bukan karena mereka tidak mampu mengurusku atau soal materi. Apa yang diberikan oleh kedua orangtuaku meski memang melalui kakek-nenek justru berlebih jika dibandingkan dengan teman-teman sebayaku. Mulai dari pakaian, mainan, uang saku, dan masih banyak lagi yang secara tidak langsung membuat aku jadi anak yang ke-pede-an bahkan cenderung suka cari perhatian dan arogan. Meski begitu prestasiku dalam bidang pendidikan bisa dibilang cukup baik, kenyataannya aku bisa diterima di salah satu SLTP Negri favorit di daerahku

CERITA SEX UJUNG-UJUNG NYA BERCINTA

Kebetulan Kakek-nenekku menikah beda agama. Kakekku yang berasal dari desa adalah seorang muslim yang taat, sedangkan nenekku yang masih keturunan ningrat-belanda memeluk agama Katolik. Meski keduanya sayang kepadaku tapi aku justru lebih dekat dengan kakek, dan yang jadi masalah adalah pengetahuan agamaku yang kurang karena aku beragama katolik sesuai dengan papa-mamaku. Tak sekalipun kakek mengajarkan tentang agamanya meskipun kami begitu dekat, sedangkan jika aku harus dekat dan belajar dengan nenek …. hehehe yang ada aku selalu diomelin dan dituntut untuk menjadi anak yang baik dalam segi apapun degan cara nenek yang otoriter bagai kompeni itu. Karna itulah aku selalu berlindung dibalik kakek, atau jika keadaan terdesak dan kakek pun merasa perlu menyerahkan aku pada nenek, aku lebih memilih kabur hingga kakek dan nenekku bahkan sampai bingung bagaimana aku bisa mendapatkan pemahaman agama yang baik, karena dalam semua mata pelajaran di sekolah, pelajaran agama adalah mata pelajaran yang paling jeblok dalam raporku. Suster Rona guru agamaku terkadang hampir habis kesabaranya saat mengajarku dalam kelas. Pengetahuan agama yang kurang ditambah sikap dan perilaku yang badung membuat beliau bahkan pernah datang ke rumah dan membahas soal kenakalan dan prestasiku yang jeblok di sekolah.

Suster Rona Op. beliau adalah seorang suster yang bertugas di paroki dan juga mengajar agama Katolik di sekolahku. Selain bekal pengetahuan agama yang kurang dari rumah, sebenarnya beliau Suster Rona ini adalah salah faktor yang membuat nilaiku justru jeblok di sekolah. Bagaimana tidak, setiap beliau megajar bukan soal pelajaran yang aku serap, aku justru sering melamun soal beliau. Jika boleh aku gambarkan disini, beliau berasal dari NTT, dengan cirikhas orang timur berkulit sawo matang, posturnya bisa dibilang proporsional setidaknya menurutku, tubuhnya ramping meski tidak terlalu tinggi, lekuknya samar tercetak dibalik baju keagamaan dengan ukuran pas badan, belum lagi kedua matanya yang bening namun tajam yang kadang menemaniku dalam khayalan saat beronani baik saat di rumah atau di toilet sekolah. Terlebih jika beliau sedang menulis di papan tulis, tangan kanannya yang terangkat karena papan tulis yang terlalu tinggi dan tangan kirinnya yang memegang buku panduan membuatku seolah ingin memeluknya dari belakang, meremas toketnya sambil menggesek-gesekkan kontolku di pantatnya yang kencang. kadang sesekali kupejamkan mata ketika sedang menikmatinya, hingga pada suatu hari …

“PLAKKKKK…”

Mataku terbelalak ketika Suster Rona sudah ada di hadapanku sambil memegang penggaris kayu besar yang tadi dipukulkannya dei mejaku.

“Hei kamu Randy, coba kamu jelaskan tentang Nabi Musa seperti yang suster ajarkan barusan? ” Suster Rona menatapku tajam seketika itu pula aku tertunduk, meski dengan diselingi gerakan menggaruk-garuk kepalaku sendiri.

“Anu suster … anu …”

“matih aku ….” gumamku dalam hati. Dengan jumlah murid yang sedikit dan suasana yang begitu hening saat Suster menantikan jawabanku, membuatku tak berkutik untuk meminta bantuan bisikan dari teman di dalam kelas agama.

Beberapa menit aku tak kunjung mengeluarkan kata-kata untuk menjelaskan kembali pelajaran yang baru saja diajarkan Suster Rona.

“Sudah sana, kamu keluar dan tunggu di luar kelas”.

Dengan langkah gontai dan tanpa pembelaan akupun berjalan keluar dan duduk di depan pintu ruang agama Katolik. Bel pelajara berbunyi, aku masih tetap berada di depan pintu ruang agama dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kudengan doapenutup pelajaran agama sudah selesai dan tak berapa saat suster Rona keluar ruangan. Beliat menatapku dari kejauhan, namun saat melintasiku suster berlalu dengan sikap dingin tanpa menyapaku.

“Suster … suster …” aku berjalan mengejar beliau, namun Suster Rona tetap tak bergeming hingga saat aku beranikan diri untuk menyenuh lengan tangan kanannya. Seketika Suster Rona menghentikan langkahnya di lorong sekolah.

“Suster, Randy minta maaf …. “

“Iya …” Suster Rona hanya mengeluarkan sepatah kata dengan raut wajah yang dingin dan kembali lagi melanjutkan langkahnya.

“Maafin Randy suster … ?” aku masih terus mengejar dengan kata-kataku.

“Randy janji akan bersikap baik di kelas dan memperhatikan pelajaran, tapi suster maafin Randy ya …? Kalau perlu berikan hukuman atas kesalahan Randy …. ” Kali ini aku berdiri menghadang Suster Rona hingga beliau berhenti dan kedua bola matanya yang indah menatapku kembali dengan tajam.

“Baik jika itu permintaanmu, suster minta kamu datang ke Susteran jam 4 sore dan sekarang kembalilah ke kelasmu.”

“Terima kasih suster…” aku menundukkan kepala dan menggeser tubuhku untuk membirikan jalan.”

Jam sudah menunjukkan jam 3 sore, dan aku bergegas mandi, Setelah berpakaian rapi akupun menstater sedan Toy*ta hatchback yang dititipkan papaku di rumah kakek sepaket dengan aku. Meski belum cukup umur dan papaku juga jauh di luar pulau, tapi aku sudah terbilang mahir membawa mobil berkat Om Agus adik bungsu dari mamaku yang masih kuliah dan tinggal di rumah kakek dan nenek.

skip skip skip

Ahkirnya aku pun sampai di depan gerbang susteran. Setelah mobil kutepikan aku mngetuk intu pagar besi yang tertutup rapat dan tak lama keluarlah Suster Rona.

“Eh kamu Randy, silahkan masuk ,”

“Dianter siapa Randy.. ?” Suster Rona bertanya sambil bahasa tubuhnya seolah menanyakan siapa yang menungguku di dalam mobil.

“Saya sendirian suster…”

“Kamu sendiriaan?? Setir mobil itu…???” diikuti dengan tarikan nafas panjang dan gelengan kepala.

“Iya suster…. ” jawabku singkat dengan perasaan sedikit bangga namun tetap menunjukan mimik cemas akan reaksi suster Rona selanjutnya.

“Memang orang tua kamu mengijinkan?”

“Papa dan mama di luar pulau suster, Randy dari kecil …. bla … bla … ” ahkirnya sore itu suster Rona tahu tentang keadaanku yang sebenarnya, bahkan raut wajahnya yang biasanya datar pun kulihat berubah menunjukan rasa trenyuh dengan keadaanku.Kami berdua sudah duduk di sebuah bangku panjang ruang tamu susteran sambil aku menceritakan kondisi kehidupanku, dan perlahan suasana semakin mencair, apalagi kondisi susteran saat itu sedang sepi, hanya ada aku dan suster Rona.

Belakangan aku tahu juga bahwa tempat itu hanya ditinggali oleh 3 orang suster diantaranya adalah suster Dominika, suster Gema dan Suster Rona, mereka punya kesibukannya masing-masing. Suster Dominika yang seorang Kepala Sekolah SMA yayasan Katolik lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah selain melakukan pelayanan gereja atau berkunjung ke rumah-rumah umat di lingkungan paroki. Suster Gema yang sudah berumur pun tak kalah sibuk memberikan pelayanan gereja, pelayanan umat, dan sering melakukan ziarah ke tempat-tempat yang disucikan oleh umat Katolik baik di dalam maupun luar kota karena diminta umat untuk menjadi pembimbing rohani. Sedangkan suster Rona yang lebih banyak tinggal di susteran bisa disebut masih baru di lingkungan paroki kami. Tugas pokok suster Rona selain melayani gereja adalah sebagai guru agama di sekolahku. Yah, selain belum lama ditugaskan di paroki ini suster Rona juga tidak memiliki sepeda motor seperti Suster Dominika dalam beraktifitas,nhanya kegiatan yang benar dirasa perlu saja yang bisa dihadiri olehnya sehingga praktis beliau lebih banyak tinggal sendirian di susteran.

“Kasihan kamu Randy … kamu pasti sangat merindukan orangtuamu ya …?” suster Rona mendekatkan dirinya dengan posisi tubuh yang mengarah padaku sambil mengusapkan tangannya di rambutku.

“eh… oh, iya suster ….” aku menjawab sekenanya karena belaian tangan suster di kepalaku saat itu membuat tubuhku tiba-tiba merinding seperti tersengat listrik meski hanya hitungan detik.

Aku refleks melihat wajah suster Rona yang saat itu duduk disampingku, ingin rasanya kudekatkan wajahku dan mencium bibir tipisnya, arrrghhh ….

Suster Rona kemudian menarik tangannya dari kepalaku dan merubah posisi duduknya sambil menghela nafas panjang. Kepalanya menengadah keatas cukup lama dan saat itu pula kulihat matanya berkaca-kaca.

“suster kenapa? apa perkataan Randy ada yang salah…?

“Enggak kok Randy, gak ada yang salah … ” Suster Rona menjawab sambil menyeka air mata yang menetes di sudut matanya dengan jari.

“Suster hanya …. ” suster Rona menghentikan kata-katanya sambil menarik nafas dalam-dalam.

“Randy minta maaf kalau Randy salah, maaf sudah bikin suster sedih dengan cerita Randy…”

“Enggak Randy, kamu gak salah …. Suster sedih karena teringat orang tua di NTT ..” “Saat ini Ibu suster sedang sakit parah dan dirawat di rumah sakit ….”

“owh … maaf suster, Randy gak tahu …”

“Suster ingin sekali bisa pulang tapi suster belum bisa ….”

“Sabar ya suster ….” entah kenapa aku tiba-tiba berani meraih dan menggenggam tangan suster Rona.

“Yang penting sekarang kita doakan ibu suster agar kondisinya semakin membaik, kita doakan juga saudara-saudara disana agar senantiasa diberikan ketabahan dan kekuatan dalam merawat ibu suster….”. Ya …. sekali lagi anehnya aku bisa dengan luwes melontarkan kata-kata untuk menenangkan hati suster Rona saat itu.

Seketika itu pula suster Rona melepaskan tangannya dari genggamanku dan memelukku dari samping dengan erat.

“Terima kasih Randy …. kamu baik sekali …. selama ini suster sudah salah menilaimu …”

W.O.W … Jantungku serasa berhenti berdetak ketika payudara suster Rona menempel di lenganku, meski memang saat itu masih terhalang oleh baju yang kami kenakan. Rasa empati yang ada dalam diriku berubah drastis menjadi nafsu yang berkobar saat gundukan kenyal yang samar tergambar dalam otakku, tonjolan bulat berukuran sedang namun padat dan kencang itu lembut menekan lengan kiriku. Dalam hitungan detik suster Rona sudah melepaskan pelukannya saat aku masih berusaha untuk menikmatinya.

“Maaf Randy … ” suster Rona terbata-bata dan kembali memperbaiki posisi duduknya.

“Gakpapa suster … ” meski sebenarnya aku sanga bersedia memberikan tubuhku sebagai tempat pelampiasan emosinya … huft …

Kami berdua sama-sama terdiam, entah apa yang ada di pikiran suster saat itu namun dalam benakku hanyalah kelembutan payudaranya yang masih saja terngiang.

“Sebaiknya sekarang kamu pulang Randy …” suster Rona memulai kembali pembiciraaan kami.

“Lalu hukuman atas keslahan Randy di kelas …?”

“hukuman? … emmm … tidak ada hukuman buat kamu Randy … suster hanya minta agar kamu lebih konsentrasi dan bersungguh-sungguh dalam belajar … dan sekarang suster ingin berdoa sendiri untuk kesembuhan ibu …”

“Baik suster, kalau begitu Randy pamit …”

“Terima kasih Randy, berhati-hatilah di jalan …”

Aku menganggukkan kepala dan membalikan badan menuju pintu keluar..

“Randy … ” suster Rona berjalan mengikutiku keluar

“Tolong jangan ceritakan kejadian tadi pada siapapun.”

“Dan satu lagi, kapanpun kamu mau, kamu boleh datang kesini….”

“Baik suster, Randy pamit …”

Semenjak saat itu hubunganku dengan suster Rona semakin membaik, di kemudian hari saat aku berpamitan pada kakek nenek untuk berkunjung ke susteran, justru nenek acapkali menitipkan makanan atau lauk pauk untuk para suster disana. Memang hal ini tak lazim jika dilakukan oleh remaja khususnya cowok seumuranku, Aku tak peduli, berbagai alasan kugunakan agar aku bisa selalu dekat dengan suster kesayanganku itu. Mulai dari mendapatkan hukuman, pendalaman imanku, atau alasan memberikan pelayanan dan pengabdian pada gereja, (gereja dalam arti luas). Begitu pula dengan suster Rona, aku yakin beliau pasti melakukan hal yang samai pada suster lainya, lingkungan atau umat yang mungkin melihatku mondar-mandir di susteran itu. Memang tak sering dan tak banyak yang bisa kulakukan disana, misalnya seperti membersihkan halaman susteran, menyapu dan mengepel lantai atau berkonsultasi mengenai masalah keagamaan dan semua itu kulakukan dengan tanpa terpaksa.

Hubungan yang aneh … tapi entah kenapa masih saja kujalani dan begitupun kurasakan dengan suster Rona. Hubungan kami tak lagi seperti seorang murid kepada gurunya atau seorang rohaniawan dengan umatnya. Kami sudah seperti sahabat, bahkan seperti sepesang remaja yang menyimpan perasaan satu sama lain, untukku memang hal ini berlaku namun bagi suster Rona? Apakah perasaanku ini juga sama dirasakannya?

Hingga pada suatu waktu;

“Randy, anterin suster ke goa tritis yuk …?

“hmmm … boleh suster, memang ada acara apa disana..?

“tidak ada acara khusus, suster hanya ingin ziarah dan melakukan doa pribadi saja …”

Hari minggu ahkirnya kami sepakati untuk berangkat ziarah. Rencananya memang sepulang dari misa di gereja langsung bertolak ke tempat ziarah, namun karena awal musim hujan yang membuat cuaca jadi kurang bisa ditenukan … Terkadang hujan tiba-tiba datang dan berhenti tanpa bisa dikehendaki, sama seperti pada hari itu… Sedari pagi hujan mengguyur kota kami, meskipun tidak terlalu lebat namun berlangsung cukup lama. Kami bahkan sudah berencana membatalkan tujuan saat itu, sekali lagi entah kenapa sepertinya rasa yang menggebu membuat aku dan suster Rona tetap berangkat kesana saat hujan mulai reda.

Toyota Starlet yang kukendarai sudah sampai di area parkir goa tritis. Meski bigeti perjalanan belum selesai karena memang untuk mencapai tempat itu harus dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak terjal dan naik turun perbukitan.

DI perjalanan, aku bak seorang pangeran yang sedang menikmati keindahan alam bersama seorang putri yang cantik jelita saat itu. Betapa tidak, nanyian merdu suara alam seolah mengiringi perjalanan kami melintasi jalan bebatuan yang terjal dan licin di tempat itu. Sesekali aku dengan sigap meraih tangan suster Rona yang kesulitan melangkahkan kaki di bebatuan terjal atau tanjakan curam, bahkan kami sempat beberapa kali terbawa suasana hingga lupa melepaskan tangan. Nafsu birahi yang biasanya memuncak saat membayangkan suster Rona menemaniku beronani, kini ditambahi dengan perasaan aneh yang belum pernah aku rasakan. Detak jantung yang bedegup semakin kencang dan nafasku pun tak beraturan … Apakah ini yang dinamakan dengan cinta?

Sampai di goa tritis kulihat masih ada beberapa pengunjung yang melakukan doa disana. Tak ketinggalan kamipun berdoa bersama, meskipun kemudian suster Rona mempersilahkan aku untuk menunggunya sebentar karena beliau ingin memanjatkan doa-doa khususnya secara pribadi.

Aku berjalan-jalan mengitari mulut goa sambil menyalakan sebatang rokok sambil menunggu suster Rona selesai dengan doanya. Suster Rona memang tahu kalau aku merokok namun beliau tidak pernah lagi memarahiku, hanya terkadang menasehatiku akan bahaya rokok, atau soal uang pembelian rokok yang lebih baik kutabung . Hubungan kami benar-benar sudah sampai pada titik dimana kami bisa menerima kekurangan masing-masing.

Hari sudah semakin sore dan rintik hujan sudah mulai turun, aku bergegas memperingatkan suster Rona untuk segera menyelesaikan doaya da turun dari bukit. Hanya kami berdua yang basih ada di dalam goa dan kami putuskan untuk segera pulang. Hujan yang semakin deras memaksa kami harus berdekapan dibawah payung lipat yang sudah disiapkan oleh suster Rona. Seharusnya aku bisa menikmati ini, namun hujan yang semakin deras memaksaku untuk lebih berkonsentrasi dengan jalanan yang tidak bersahabat hingga kuputuskan untuk berteduh di sebuah aula tak jauh dari goa itu. Suasana yang sunyi ditambah hembusan angin yang kencang menerpa tubuh kami yang sedikit basah terkena hujan, membuat kami berdiri berhimpitan di teras aula itu.

“Sebaiknya kita berteduh sambil menunggu hujan mereda …” aku mencoba memcah keheningan saat itu.

“Iya Randy …brrr ….” Suster Rona mejawab dengan menggigil dengan tangan yang disilangka seolah menciba menghangatkan tubuhnya sendiri.

Secara refleks kutelusupkan tangan kananku diantara punggung suster Rona dengan dinding aula yang dingin. Kugenggam tangan kanannya dan kuelus perlahan sembari berkata …

“Maaf suster, Randya gak tega melihat suster kedinginan….”

Suster Rona tidak merespon kata-kataku, hanya kulihat mataya mengerling kepadaku. Suster Rona hanya menatap kedepan, sesekali meringkuk menundukkan kepala menaha dingin yang menerpa kami sore itu. Ingin rasanya kudekatkan wajahku dan kukecup pipinya, namun saat itu aku masih ragu-ragu. Hingga aku sudah merasa tak kuasa mengungkapkan peasaanku kepadanya… “

“Suster … Randy sayang sama suster ….”

Suster Rona memalingkan wajahnya kearahku, namun beliau hanya diam saat bertatapan dalam jarak yang sangat dekat.

“Aku juga sayang sama Randy ….”. Selang beberapa saat suster Rona membuka bibirnya, meski saat itu ia menundukan kepalanya saat mengungkapkan rasa sayangnya kepadaku.

Bagai melayang diudara saat itu, entah hujan atau gondoruwo penunggu bukit inipun seolah akan mampu aku hadapi nanti, yang penting saat ini aku bisa berlama-lama dengan kekasih hatiku ….

“Terima kasih suster …” aku mengusap lengan kanannya dan sesekali kuremas lembut.

Kami berdua larut dalam suasa hening, jantungku berdesir seolah sedang bermain trampolin di dalam tubuhku. Sesekali kami salig bertatapan kemudian memalingkan muka. Hingga kuberanikan diri mendekatkan wajahku dan mengecup bibirnya. Suser Rona tak menolak, namun ia hanya menundukkan kepalanya. Aku semakin berani dan kubuah posisiku hingga kami saling berhadapan. Suster Rona menatapku dan kami kembali saling berciuman. Kali ini suster Rona mencoba membalas ciuamku, bibir kami saling berpagutan seolah ingin saling menunjukan kedalaman cinta kami satu-sama lain. Aku yang memang sudah terbiasa bermain cinta dengan pacar-pacarku, ditambah dengan referensi film biru yang sering kutonton, membuatku tak puas dengan hal itu. Kontolku yang sudah tegang saat kami saling berpelukan dibawah payung, menjadi semakin besar dan mengeras mendesak suster Rona. Kuusapkan tanganku di punggungnya sambil kami tetap saling berpagutan, sesekali kuturunka hingga mengenai pantatnya yang memang benar kencang seperti bayanganku selama ini. Sampai hinga saat aku hendak menyingkapka roknya, suster Rona melepaskan ciumannya dan kemudian mendorongku agar menjauh.

“Jangan Randy … kita sudah terlalu jauh …. Dan aku rasa kita sudah sangat salah dan berdosa…”

Emosiku bergejolak saat itu, akal sehatku justru semakin hilang saat kudengar kata-kata suster Rona itu.

“Tapi suster … Randy benar-benar sayang sama suster…”

“aku tahu, dan aku juga sayang sama Randy … tapi …”

Aku berjalan mendekat dan kupeluk suster Rona ….

“Ijinka Randy menunjukan rasa sayang Randy, setidaknya untuk sekali ini saja …” entah setan apa yang merasukiku sehingga kata-kata itu tiba-tiba kubisikan di telinga suster Rona.

Mata kami kembali beradu seketika bibir kami pun juga kembali berpagutan.

Kutarik tangan kanan suster Rona yang masih terasa ragu menelusup kedalam celana jeansku, masih terasa susah karena kami juga masih menikmati lidah kami yang juga saling beradu. Dengan sigap kubuka kancing dan retsliting celanaku hingga kontolku pun terbebas mengacung meski masih dalam gengaman suster Rona. Kubimbing tangannya untuk mengocok kontolku yang besar dan panjang itu.

Aku masih berkonsentrasi dengan bibirnya, sesekali kuremas payudaranya dari luar bajunya. Hingga saat kocokan tangannya kurasakan semakin berirama, kutekan kedua bahunya kebawah. Suster Rona sepertinya sudah sedikit paham dengan maksudku. Ia sudah dalam posisi berlutut dan dihadapannya sudah mengacung kontolku yang tegak mengacung, kepalanya menengadah dan kedoa bola matanya menatapku dalam-dalam.

Tanpa kata-kata seolah Ia tahu apa yang harus dikerjakan saat kugerakkan pantatku perlahan hingga ujung kontolku menyentuh bibirnya. Bibirnya yang tipis perlahan terbuka seolah mempersilahkan kontolku merasakan kehangatan mulutnya. Perlahan kepalanya mulai bergerak maju-mundur dengan penuh perasaan,

“plop…flop… slrph…’’’

“terus suster … terus sayang …” aku meracau sekenanya sementara sesekali kulihat suster kesayanganku sudah mulai mahir memijaat kontol besarku dengan mulutnya .

“Pelan sayang …” aku bahkan memintanya untuk mengulum penisku perlahan, karena saat itu aku merasa akan segera mencapai puncaknya.

“Crot … Crot …Crot … Cret …”

“Argh ..hueks … aaaahhhh ….” suster Rona terkejut dan seketka melepaskan kontolku keluar dari mulutnya.

Spermaku pun berjauhan saat ia membuka mulutnya yang kutembakan beberapa kali bahkan saat ia mencoba melepaskan kontolku justru tembakan yang tersisa mengenai pipinya.

“Randy … kamu jahat …”

Aku mendekap tubuh kekasihku itu dan kukecup keningnya, kamipun kembali berpelukan sambil menunggu hujan reda di tengah hutan itu.

CERITA DEWASA UJUNG-UJUNG NYA BERCINTA